Kamis 09 Oct 2025 13:47 WIB

Menteri Haji: Visi Indonesia Jadi Pemimpin Global dalam Pengelolaan Haji

Indonesia kini menjadi salah satu kontributor terbesar komunitas haji dunia.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Menteri Haji dan Umrah Muhammad Irfan Yusuf (kiri) bersama Kepala BPKH Fadlul Imansyah saat menghadiri International Hajj Fund Forum Ke-7 di ISEF 2025, JI-Expo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (8/10/2025).
Foto: Republika/Muhyiddin
Menteri Haji dan Umrah Muhammad Irfan Yusuf (kiri) bersama Kepala BPKH Fadlul Imansyah saat menghadiri International Hajj Fund Forum Ke-7 di ISEF 2025, JI-Expo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (8/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Haji dan Umrah Republik Indonesia, Mochamad Irfan Yusuf atau yang akrab dipanggil Gus Irfan menegaskan komitmen Indonesia untuk menjadi pemimpin global dalam pengelolaan haji yang profesional, transparan, dan berkelanjutan. Pesan ini ia sampaikan dalam acara The 7th International Hajj Fund Forum 2025 yang berlangsung di arena ISEF 2025, Kemayoran, Jakarta, Rabu (8/10/2025). 

"Visi Indonesia adalah menjadi pemimpin global dalam pengelolaan Haji, di mana iman, keunggulan layanan, dan akuntabilitas berjalan seiring. Kami meyakini bahwa melayani jamaah bukan hanya kewajiban keagamaan, tetapi juga tanggung jawab tata kelola pemerintahan yang baik.  

Baca Juga

Dalam paparannya, Gus Irfan menyebut Indonesia kini menjadi salah satu kontributor terbesar komunitas haji dunia, dengan lebih dari 200 ribu jamaah setiap tahunnya. Karena itu, tanggung jawab pemerintah bukan hanya soal logistik, melainkan juga menciptakan pengalaman ibadah yang penuh makna dan profesional. 

Ia menegaskan, Kementerian Haji dan Umrah RI telah menetapkan tiga dimensi keberhasilan dalam pengelolaan haji dan umrah. Pertama, Keberhasilan Ibadah, yang memastikan pelaksanaan haji berjalan efektif, tertib, dan sesuai syariat. 

Kedua, Keberhasilan Ekonomi, yang menjadikan haji dan umrah sebagai katalis pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Ketiga, Keberhasilan Peradaban dan Etika, yang mendorong jamaah menjadi agen nilai moral dan kedisiplinan sosial. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement