REPUBLIKA.CO.ID, GAZA— Lebih dari dua tahun setelah perang yang menghancurkan di Jalur Gaza disertai dengan genosida dan kebijakan pelaparan yang sistematis, pertanyaan yang paling mendesak masih berkisar pada bagaimana perang ini akan berakhir dan apakah perubahan di lapangan dan tekanan internasional akan mengarah pada penyelesaian sementara yang membuka jalan menuju stabilitas? Atau apakah kita menghadapi babak baru yang akan memperburuk tragedi kemanusiaan yang sudah ada?
Dalam konteks ini, Centre for Leadership and Diplomacy (CLD) pada 30 Agustus 2025 lalu merilis sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh peneliti Wael Shadid.
Penelitian mencakup pembacaan analitis mendalam atas enam skenario yang mungkin terjadi dan dapat berkontribusi menghentikan perang atau mengubah arahnya.
Studi ini menyimpulkan skenario yang paling mungkin adalah gencatan senjata sementara yang tunduk pada pemantauan internasional atau gencatan senjata jangka pendek yang dapat diikuti oleh keruntuhan yang cepat dan kembali ke eskalasi.
Meskipun penelitian ini secara relatif mengecualikan skenario bimbingan internasional atau kelanjutan dari perang terbuka, penelitian ini tidak menghapusnya dari lingkaran kemungkinan.
BACA JUGA: Di Balik Bocornya Dokumen Ungkap Kegagalan Kereta Gideon Israel di Gaza: Hamas tak Terkalahkan?
Studi ini menunjukkan bahwa jalannya perang dipengaruhi oleh 12 faktor utama, namun yang paling menonjol adalah 3 faktor yaitu sebagai berikut:
1. Pengaruh AS terhadap Israel sebagai faktor yang paling menentukan dalam membentuk jalannya perang
2. Stabilitas koalisi yang berkuasa di Tel Aviv dan kemampuannya untuk menahan tekanan internal dan eksternal
3. Orientasi pembentukan keamanan Israel, yang menyeimbangkan antara keuntungan militer dan biaya politik.
View this post on Instagram