REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW menyampaikan peringatan keras kepada siapapun pemimpin yang berbuat zalim kepada rakyatnya. Rasulullah SAW juga mewanti-wanti kaum Muslimin agar tidak terbuai oleh tipu daya penguasa.
"Akan datang sesudahku penguasa-penguasa yang memerintahmu. Di atas mimbar, mereka memberi petunjuk dan ajaran dengan bijaksana. Namun, bila telah turun dari mimbar, mereka melakukan tipu daya dan pencurian (korupsi). Hati mereka lebih busuk daripada bangkai” (HR ath-Thabrani).
Demikian pula, Rasulullah SAW memuji siapapun pemimpin yang beriman dan amanah dalam menjalankan tugas-tugasnya. Bahkan, keteladanan demikian dipandang lebih penting daripada ibadah ritual yang dilakukan berpuluh-puluh tahun lamanya.
Nabi SAW bersabda, “Satu hari seorang pemimpin yang adil lebih utama daripada beribadah 60 tahun. Satu hukum ditegakkan di bumi akan dijumpainya lebih bersih daripada hujan yang turun selama 40 hari” (HR ath-Thabrani, Bukhari, Muslim, dan Imam Ishaq).
Seorang pemimpin yang berani menegakkan keadilan akan lebih membersihkan bumi dibandingkan dengan hujan selama 40 hari. Mengapa demikian? Sebab, keadilan yang ditegakkan akan membersihkan segala bentuk kejahatan, kecurangan, dan tipu daya yang dilakukan orang-orang zalim, baik dari kalangan Muslim maupun non-Muslim.
Terlebih lagi, keadilan dalam suatu pemerintahan akan memberikan dampak pada banyak orang, bukan hanya pribadi-pribadi. Adapun air hujan—betapapun lebatnya—hanya mampu membersihkan kotoran atau najis belaka.
View this post on Instagram




