Ahad 03 Aug 2025 21:56 WIB

Perkuat Perlindungan Hutan Tropis di Komunitas Agama, IRI Indonesia Gandeng Matakin

Perubahan perilaku untuk menyelamatkan lingkungan butuh suara moral yang kuat.

Lokakarya Panduan Ajaran Agama serta Buku Rumah Ibadah di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Foto: Dok IRI Indonesia
Lokakarya Panduan Ajaran Agama serta Buku Rumah Ibadah di Jakarta, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Interfaith Rainforest Initiative (IRI) Indonesia bekerja sama dengan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) menyelenggarakan Peluncuran dan Lokakarya Panduan Ajaran Agama serta Buku Rumah Ibadah, yang digelar secara hybrid di Yayasan Tepasalira, Jakarta dan melalui Zoom

Kegiatan tersebut menghadirkan pengurus pusat, wilayah, dan daerah Matakin untuk memperkuat peran institusi keagamaan dalam perlindungan hutan tropis serta pengakuan hak masyarakat adat.

Baca Juga

Kegiatan dibuka dengan sambutan Peter Lesmana (Advisory Council IRI Indonesia – Waketum Matakin Bidang Organisasi & Hukum), Dr. Hayu Prabowo (National Facilitator IRI Indonesia), dan Prof Ws. Chandra Setiawan (Wakil Ketua Umum Bidang Pendidikan & Luar Negeri MATAKIN) yang ketiganya menekankan pentingnya sinergi rumah ibadah dengan gerakan pelestarian lingkungan khususnya hutan tropis yang berbasis nilai-nilai spiritual.

Hayu Prabowo menegaskan bahwa perubahan perilaku untuk menyelamatkan lingkungan membutuhkan suara moral yang kuat. 

“Sains memberi kita data dan teknologi, tapi untuk menggerakkan masyarakat, kita butuh kekuatan nilai-nilai agama,” ujar dia lewat keterangan tertulis, Ahad (3/8/2025).

Hayu menyoroti, lebih dari 95% bencana di Indonesia berkaitan langsung dengan krisis iklim yang diperparah oleh deforestasi. Gerakan lintas agama ini diharapkan mampu melahirkan kebijakan berbasis sains dan etika spiritual demi keberlanjutan hidup.

Chandra Setiawan menambahkan, rumah ibadah bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat edukasi, advokasi, dan aksi nyata untuk keberlanjutan hutan dan keadilan ekologis.

Dalam sesi dialog strategis yang dimoderatori Kevin Loanda, Js Sun Vera memaparkan pentingnya integrasi ajaran agama dalam pesan konservasi melalui buku panduan yang diluncurkan, Js Sun Vera menekankan urgensi integrasi nilai-nilai keagamaan dalamadvokasi lingkungan.

“Panduan ini bukan sekadar buku, melainkan alat untuk membangun kesadaran kolektif bahwa menjaga hutan adalah ibadah. Ajaran agama harus menjadi inspirasi gerakan nyata,” kata Sun Vera.

Ws. Mulyadi, Wakil Sekretaris Bidang Kerohanian Matakin menambahkan peran penting rumah ibadah sebagai pusat pembelajaran lingkungan. “Rumah ibadah bukan hanya tempat ritual, tetapi pusat edukasi, advokasi, dan aksi nyata untuk keberlanjutan hutan. Dari mimbar dan jangkauan seluruh organisasi Matakin, kita bisa menggerakkan umat Khonghucu menjaga bumi sebagai anugerah Tuhan,” ungkap dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement