Rabu 11 Jun 2025 22:38 WIB

Pemuka Agama Diharapkan Jadi Agen Perubahan Pelestarian Hutan Tropis

Pelestarian hutan juga memerlukan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat.

Ratusan pemuka agama ikuti pembekalan seputar Hutan, Manusia dan Bumi di Jakarta, Rabu (11/6/2025).
Foto: Dok IRI
Ratusan pemuka agama ikuti pembekalan seputar Hutan, Manusia dan Bumi di Jakarta, Rabu (11/6/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 400 pemuka agama dan perwakilan organisasi keagamaan di Indonesia mengikuti pembekalan ilmiah bertema "Hutan, Manusia, dan Bumi", yang diselenggarakan oleh Interfaith Rainforest Initiative (IRI) Indonesia.

Kegiatan yang berlangsung dua hari tersebut bertujuan untuk membekali peserta dengan pemahaman mendalam mengenai peran penting hutan tropis dalam menjaga keseimbangan iklim dan kehidupan di bumi.

Baca Juga

Acara tersebut berlangsung pada Rabu 11 Juni 2025 di Gedung BMKG Jakarta dan Kamis 12 Juni 2025 di Gedung BRIN Gatot Subroto, dengan live streaming di YouTube BMKG & IRI Indonesia Official.

Dr. Hayu Prabowo, Fasilitator Nasional IRI Indonesia, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa hutan adalah anugerah yang menjaga keseimbangan alam dan sumber penghidupan manusia. Namun, deforestasi atau penggundulan hutan telah menjadikan salah satu penyebab perubahan iklim sehingga menjadikan cuaca ekstrem berupa kekeringan, banjir, dan erosi tanah. Hal ini berdampak langsung pada kehidupan manusia

Menurut dia, pelestarian hutan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau organisasi lingkungan, tetapi juga memerlukan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk komunitas keagamaan. 

Pembekalan tersebut melibatkan sejumlah lembaga terkemuka, seperti Kementerian Kehutanan (Kemenhut), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan CIFOR-ICRAF.

Keynote  spekaer Dr. Tri Handoko Seto, M.Sc. (Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG) dan beberapa pembicara lainnya. Mereka memberikan materi terkait pentingnya pengelolaan hutan yang berkelanjutan, pemanfaatan teknologi untuk pemantauan kondisi cuaca dan iklim, serta strategi mitigasi bencana yang terkait dengan perubahan iklim.

Dr. Hayu Prabowo menambahkan, dengan menggabungkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan nilai-nilai spiritual, diharapkan upaya pelestarian hutan dapat dilakukan secara lebih holistik dan berkelanjutan. Pembekalan ini merupakan langkah awal dalam membangun kesadaran dan aksi nyata pemuka agama dalam melindungi hutan tropis untuk generasi mendatang, ujar dia lewat keterangan tertulis.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement