REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Jumlah warga Palestina di Jalur Gaza yang terbunuh akibat serangan Israel telah menembus angka 60 ribu jiwa. Hal itu diungkap Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Selasa (29/7/2025).
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan, jumlah korban luka akibat serangan Israel juga masih mengalami kenaikan. Saat ini, jumlahnya mencapai 145.870 orang. Sementara itu, ribuan lainnya masih hilang di bawah reruntuhan bangunan dan area yang hancur.
Saat ini Gaza masih dibekap krisis kemanusiaan yang terus memburuk sejak Israel memulai agresinya pada Oktober 2023. Sebagian besar warga Gaza kini hidup dalam ancaman bencana kelaparan. Hal itu karena Israel memblokade pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza sejak Maret lalu.
Pemerintah Israel mengatakan telah mengizinkan cukup pasokan makanan untuk masuk ke Gaza. Tel Aviv menyalahkan PBB karena gagal mendistribusikannya.
Setelah beredarnya berbagai foto dan video selama beberapa pekan terakhir yang menunjukkan bagaimana warga Gaza didera kelaparan, pada Ahad (27/7/2025) lalu Israel mengumumkan penghentian operasi militer selama 10 jam sehari di beberapa wilayah Gaza dan koridor-koridor bantuan baru.
Menyusul pengumuman tersebut, truk-truk bantuan mulai bergerak menuju Gaza dari Mesir. Sementara itu, Yordania dan Uni Emirat Arab menjatuhkan pasokan bantuan melalui udara.
Israel mengatakan, kelompok Hamas harus disalahkan atas kerugian yang dialami warga sipil Gaza selama perang. Hal itu karena Israel menuding Hamas beroperasi di antara kalangan sipil. Hamas telah dengan tegas membantah tuduhan tersebut.
