REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Imam Hasan al Bashri mengatakan, orang mukmin senantiasa berprasangka baik, hingga baik pula perbuatannya. Orang yang rusak akhlaknya akan berprasangka buruk terhadap TuhanNya dan akan berbuat keburukan pula.
"Tidak mungkin orang yang berprasangka baik kepada Tuhan berpaling dari-Nya, berkecimpung dalam kemurkaanNya, dan berada dalam perbuatan yang menimbulkan murkaNya sehingga selalu berhadapan dengan kutukanNya. Jika demikian halnya, ia telah merendahkan kebenaran Allah dan mengabaikan perintahNya. Ia menyepelekan larangan Allah, apalagi jika ia melakukan hal itu berulang-ulang," kata Imam Hasal Al Bashri dikutip dari kitab Terapi Penyakit Hati yang ditulis oleh Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyyah.
Tidak mungkin orang yang berprasangka baik kepada Tuhannya itu selalu menentang Allah, memusuhi para kekasihNya, berkawan dengan musuh-musuhNya, selalu melawan sifat-sifatNya, dan selalu berprasangka buruk terhadap apa yang disifatkan Allah pada diriNya dan kepada para Rasul. Jika demikian halnya, ia telah menyangka kenyataan adalah kesesatan, sebagai akibat dari kebodohannya.
Bagaimana seseorang akan berprasangka baik jika mengira bahwa Allah tidak menegur, tidak memerintah, tidak melarang, tidak rela, dan tidak marah?
Allah menggambarkan sifat manusia yang ragu-ragu akan sifatNya Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui, sebagai berikut:
وَذٰلِكُمْ ظَنُّكُمُ الَّذِيْ ظَنَنْتُمْ بِرَبِّكُمْ اَرْدٰىكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ مِّنَ الْخٰسِرِيْنَ
wa dzâlikum dhannukumulladzî dhanantum birabbikum ardâkum fa ashbaḫtum minal-khâsirîn
Itulah dugaanmu yang telah kamu sangkakan terhadap Tuhanmu. (Dugaan) itu telah membinasakan kamu sehingga jadilah kamu termasuk orang-orang yang rugi. (QS: Al Fushilat: 23)
Demikianlah orang-orang yang mengira bahwa Allah SWT tidak mengetahui semua perbuatan mereka. Ini adalah prasangka buruk mereka terhadap Allah. Prasangka buruk akan menjatuhkan mereka sendiri.
Ikuti Whatsapp Channel Republika