REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Di tengah eskalasi krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, Badan Penyiaran Israel (KAN) telah mengonfirmasi bahwa militer penjajah menghancurkan puluhan ribu paket bantuan. Termasuk, sejumlah besar makanan dan obat-obatan yang ditujukan bagi penduduk Gaza yang kelaparan.
Mengutip sumber-sumber militer Israel, laporan tersebut mengungkapkan bahwa lebih dari seribu truk bantuan kemanusiaan sengaja dihancurkan, lapor Palestine Chronicle.
Sumber yang sama mengakui, "Ada ribuan paket yang tertinggal di bawah matahari, dan jika tidak diangkut ke Gaza, kami terpaksa menghancurkannya." Meskipun tekanan internasional semakin meningkat agar Israel memfasilitasi pengiriman bantuan, otoritas penjajah mengeklaim penghancuran tersebut disebabkan oleh dugaan adanya kegagalan dalam "mekanisme distribusi bantuan" di Gaza.
Penghancuran paket bantuan tersebut telah memicu meluasnya kecaman karena terjadi di tengah bencana kelaparan yang dinilai banyak ahli kemanusiaan belum pernah terjadi sebelumnya. Seluruh warga Gaza—lebih dari 2,3 juta orang—telah semakin sulit untuk mempertahankan keberlangsungan hidup akibat lebih dari 21 bulan perang, pengepungan, dan kebijakan Israel yang sengaja membuat warga Palestina kelaparan.
Laporan dari dalam Gaza menggambarkan kenyataan yang semakin suram. Warga Gaza bertahan hidup hanya dengan pakan ternak, rumput, atau tidak makan apa pun. Keluarga-keluarga yang mengungsi kini bergantung pada kulit kentang, gulma yang dipungut, atau tepung yang terbuat dari kulit jagung kering, karena akses terhadap bahan pangan pokok hampir terputus.
Di rumah sakit dan tempat penampungan, dokter melaporkan peningkatan kematian akibat malnutrisi, terutama di kalangan anak-anak, lansia, dan mereka yang menderita penyakit kronis.
