REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza, menjadi ‘arena’ tugas kemanusiaan yang baru bagi tim emergency medical team (EMT) ke-3 Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI)-Rahma World Wide sejak pertengahan Juli 2025. Dr. dr. Mohammad Kuntadi Syamsul Hidayat, M.Kes., MMR., Sp.OT, merupakan salah seorang anggota tim yang terjun langsung melakukan operasi di rumah sakit super sibuk di daerah perang tersebut.
Kuntadi yang juga merupakan dokter utusan dari Universitas Brawijaya, Malang, mengatakan, Rumah Sakit Nasser yang berada di selatan menangani sebagian besar warga dari Gaza bagian selatan. Meski demikian, tidak sedikit korban dari daerah utara yang ikut dilarikan ke rumah sakit itu.
Menurut dia, banyak rumah sakit yang kolaps akibat diserang penjajah Israel. Sebagian besar bahkan sudah tidak bisa beroperasi. Sementara itu, beberapa rs lainnya harus beroperasi sebagian . Hanya beberapa ruangan yang dapat beroperasi tetapi tidak dapat menampung semua pasien. Karena itu, kata Kuntadi, banyak korban terpaksa dilarikan dari utara ke RS Nasser.
“Karena ada rumah sakit-rumah sakit yang dulu ada terus banyak kolaps. Itu kadang bisa beroperasional tapi untuk sebagian. Ketika gak bisa di sana, itu dilarikan ke sini semua,” jelas Kuntadi langsung dari Gaza kepada Republika di Jakarta, lewat sambungan telepon, Rabu (23/7/2025).
Dia mengatakan, dokter-dokter yang praktik di setiap poliklinik harus menangani ratusan korban. Jika diakumulasikan, rumah sakit tersebut dapat menangani hampir seribu korban setiap hari.“Walaupun dalam keadaan seperti ini, poliklinik tetap buka, tu buka semua. Jadi masing-masing ya kurang lebihnya seratus. Jadi bisa hampir seribu,” ujar dia.
Akibat banyaknya korban, Kuntadi yang merupakan dokter spesialis orthopedi menyaksikan, betapa banyak pasien dengan kondisi penuh darah harus diletakkan di lantai mengingat penuhnya ruangan. Kuntadi mengaku belum pernah melihat kondisi tersebut selama berada di Indonesia. “Pasien datang, saking gak adanya tempat tidur di atas, itu diletakkan di bawah-bawah itu. Masih ada darah,”kata dia.
Sebagai dokter spesialis, Kuntadi juga melihat betapa istiqomah-nya para dokter di tempat Ia bertugas. Sebab, mereka tetap bertahan dan profesional di segala keterbatasan.
“Di sini dokter-dokter yang lebih senior dari saya atau yang lebih junior dari saya mereka tetap bertahan,”kata dia.
Lihat postingan ini di Instagram