Kamis 17 Jul 2025 17:11 WIB

Cuaca Ekstrem Hingga Virus: Ini Tantangan Kesehatan Jamaah Haji Menurut Amphuri

Calon jamaah perlu persiapan fisik dan vaksinasi sebelum berangkat ke Tanah Suci.

Jamaah umroh menunaikan shalat sunah Ihram di dalam Masjid Aisyah, Makkah, Arab Saudi, Ahad (22/6/2025) dini hari.
Foto: ANTARA FOTO/Andika Wahyu
Jamaah umroh menunaikan shalat sunah Ihram di dalam Masjid Aisyah, Makkah, Arab Saudi, Ahad (22/6/2025) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) mengatakan ada sejumlah faktor yang dapat memengaruhi kesehatan jamaah haji atau umroh, baik sebelum maupun ketika dalam perjalanan.

"Tiap tahunnya penanganan terhadap jamaah lansia menjadi tantangan tersendiri khususnya dalam aspek kesehatan, mengingat kondisi mereka yang rentan. Oleh karena itu, kesiapan spiritual dan fisik harus dipersiapkan secara seimbang," kata Ketua Bidang Kesehatan Amphuri Endy M. Astiwata dalam temu media di Jakarta, Rabu (16/7/2025).

Baca Juga

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama, jumlah jamaah umroh Indonesia meningkat dalam tiga tahun terakhir. Pada 2022 tercatat kurang lebih 1 juta orang, meningkat menjadi kurang lebih 1,4 juta jamaah pada tahun 2024.

Hingga bulan Maret 2025, jumlah jamaah umroh sudah mencapai 547.122 jiwa. Endy mengatakan angka itu tergolong tinggi karena belum memasuki musim puncak umroh yang banyak terjadi pada akhir tahun.

Capaian itu perlu diwaspadai karena banyak dari calon jamaah merupakan lansia. Kepadatan yang ekstrem saat beribadah juga dikhawatirkan akan meningkatkan risiko penularan penyakit infeksi di antara sesama.

Adapun faktor yang dapat memengaruhi, yaitu perbedaan kondisi lingkungan di Arab Saudi. Misalnya, suhu udara yang sangat panas atau dingin, kering dan rendahnya kelembapan udara, debu beterbangan dan tanah berpasir sampai dengan kondisi geografi dan iklim di sana.

Berada dalam ruangan tertutup seperti pesawat selama lebih dari 8 jam juga bisa jadi faktor lainnya. Selama berada di dalam pesawat jamaah rentan terhadap penularan virus.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement