Senin 07 Jul 2025 10:15 WIB

Dinkes Mataram Hentikan Pemantauan Kesehatan Jamaah Haji, Ini Alasannya

Masa pemantauan 21 hari pascakepulangan dinyatakan selesai oleh Dinkes.

Ilustrasi jamaah haji memeriksakan kesehatan.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ilustrasi jamaah haji memeriksakan kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Kesehatan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat menghentikan kegiatan pemantauan kesehatan jamaah haji yang baru pulang dari Tanah Suci.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram Emirald Isfihan mengatakan pemantauan kesehatan jamaah haji dihentikan karena sudah lebih 21 hari.

Baca Juga

"Pemantauan dan layanan kunjungan ke rumah jamaah haji baru pulang dari puskesmas sudah kami hentikan," katanya, Ahad (6/7/2025).

Namun demikian, jamaah haji diminta agar tetap menjaga kesehatan dan segera datang ke fasilitas terdekat jika mengalami gangguan kesehatan. Jamaah juga bisa melakukan konsultasi seperti biasa sebelum berangkat melalui layanan yang sudah disiapkan.

Hal tersebut disampaikan menyikapi telah selesainya program layanan pemeriksaan kesehatan jamaah haji musim haji tahun 1446 Hijriyah/2025, dari keberangkatan sampai 21 hari setelah tiba di Tanah Air tahap pertama pada 14 Juni dan tahap 23 Juni 2025.

Berdasarkan evaluasi, katanya, kondisi kesehatan jamaah haji setelah tiba di Tanah Air rata-rata bagus, dan bisa dikatakan bebas dari virus berbagai virus berbahaya.

Dari kegiatan pemeriksaan kesehatan jamaah haji setelah pulang, ada dua orang yang dirujuk ke rumah sakit menjalani rawat jalan karena ada indikasi kasus TB dan gejala radang paru-paru.

"Sementara jamaah lainnya, rata-rata kondisi kesehatan baik," katanya.

Pemantauan kesehatan jamaah haji setelah pulang, katanya bertujuan mengantisipasi berbagai virus bawaan berbahaya bawaan jamaah dari Negara Timur Tengah setelah berinteraksi dengan jamaah dari berbagai negara di Tanah Suci.

Karenanya, apabila ada jamaah hanya mengidap gangguan kesehatan seperti batuk, flu, sesak dan demam dan lainnya sebaiknya segera datang ke pusat layanan kesehatan terdekat agar bisa dilakukan penanganan.

"Jika tidak bisa datang puskesmas, petugas kami siap datang jemput bola. Ketika ada kelainan, kami akan merujuk jamaah ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement