REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanulhaq meminta pemerintah memperketat seleksi kesehatan bagi calon jamaah haji di musim haji mendatang untuk mengantisipasi kasus meninggalnya jamaah di Tanah Suci.
"Jangan hanya karena ingin meninggal di Makkah, lalu orang sakit berat dipaksakan berangkat. Edukasi ini harus diperkuat. Meninggal di Makkah bukan berarti pasti syahid,” kata Maman saat menjadi narasumber dalam Forum Legislasi bertajuk "Optimalisasi Penyelenggaraan Haji Lewat Revisi UU Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah" di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (11/6/2025).
Menurut Maman, saat ini masih banyak calon haji yang dipaksakan berangkat meskipun secara medis termasuk dalam kategori tidak layak berangkat. Pada musim haji 2025, jumlah kasus meninggalnya jamaah menjadi sorotan sejumlah pihak.
Sebelumnya, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar, yang juga merupakan anggota Tim Amirul Hajj, mengatakan angka kematian jamaah haji satu pekan sebelum puncak haji mencapai 108 orang. Hal tersebut menjadi perhatian serius bagi Tim Amirul Hajj.
“Ini satu minggu sebelum puncak haji, data yang meninggal dunia lebih tinggi dari tahun lalu pada hari yang sama. Saat ini ada 108 orang calon haji yang meninggal dunia,” kata Taruna.
