REPUBLIKA.CO.ID, Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam mengingatkan untuk berhati-hati terhadap sikap riya yang menyelinap ke dalam diri. Sikap riya jenis ini tidak tampak di muka publik, bahkan diri sendiri pun bisa tidak menyadarinya.
"Bisa jadi riya itu menyusup ke dalam diri anda dari arah yang tidak terlihat oleh para makhluk." (Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari, Al-Hikam)
Riya adalah salah satu bentuk kesyirikan yang dibenci oleh Allah SWT. Sifat ini tidak tampak jika dilihat dengan mata telanjang, namun bisa dirasakan oleh pelakunya sendiri. Sikap ini harus dijauhi dan dihindari oleh setiap hamba, agar amalan yang dikerjakannya tidak sia-sia dan beterbangan layaknya debu yang ditiup angin.
Biasanya, sikap riya, jamak dikenal dengan sikap menampakkan ibadah atau ketaatan di hadapan orang banyak. Misalnya, ketika anda sholat maka anda sengaja mengerjakannya di hadapan khalayak ramai dengan penuh kekhusyukan dan dipanjangkan waktunya, agar mereka mengira bahwa anda orang shalih yang layak dicontoh dan dihormati.
Namun, ada satu sikap yang lebih sulit dicerna, yaitu ketika anda menghindari riya, tapi justru untuk berbuat riya.