REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam dengan tegas melarang praktik-praktik sihir. Nabi Muhammad SAW menyejajarkan sihir dengan dosa paling besar, yakni syirik atau menyekutukan Allah. Beliau bersabda, "Barangsiapa membuhul tali dan meniupnya berarti ia telah melakukan sihir. Barangsiapa yang melakukan sihir berarti ia telah syirik."
Apakah sulap pun sama dengan sihir? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), secara kebahasaan, sulap adalah 'pertunjukan berbuat sesuatu yang menakjubkan.' Sebagai contoh, seseorang mengubah saputangan menjadi burung merpati; atau, mengeluarkan dari saputangan itu hewan yang muncul tiba-tiba.
Ulama-ulama semisal al-Razi atau Ibnu Katsir berpandangan, sulap merupakan bagian dari praktik-praktik sihir. Sifat sihir itu ditunjukkan si pesulap utamanya dengan ilusi atau penipuan visual.
Sebagian ahli tafsir mengatakan, praktik-praktik yang dilakukan para tukang sihir di hadapan Firaun pada zaman Nabi Musa, seperti disebut dalam banyak ayat Alquran, merupakan penipuan visual seperti demikian.
Dalam laman resmi Nahdlatul Ulama (NU) Online, sejumlah pemimpin pondok pesantren di Jawa Timur pernah menyatakan keharaman tayangan yang disiarkan salah satu stasiun televisi swasta. Acara yang bertajuk "The Master" itu menampilkan adu ketangkasan antara sejumlah pesulap. Ini dianggap menyesatkan karena menampilkan atraksi-atraksi di luar taraf kekuatan manusia biasa.
Bahtsul masail yang digelar dalam rangka haul KH Dimyati Adnan ke-19 dan KHA Munir Adnan ke-7 itu diikuti oleh sejumlah perwakilan dari beberapa pondok pesantren. Di antaranya dari Pondok Abu Dzarrin, pondok Al Fatimah (Bojonegoro), Pondok Lirboyo (Kediri), Tanggir (Tuban), Sidogiri (Pasuruan), Langitan (Tuban), Pondok Gilang (Lamongan), dan Al-Khozini (Sidoarjo).
View this post on Instagram