REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, menegaskan pada Selasa (8/7/2025), penjajah Israel gagal mencapai tujuannya untuk menghancurkan moral dan menekan perlawanan bersenjata warga Gaza setelah 640 hari perang genosida terjadi.
Dalam sebuah pernyataan, gerakan tersebut menyatakan bahwa slogan-slogan "kekalahan total" dan "pemberantasan total" telah runtuh di hadapan terowongan dan penyergapan perlawanan. Para pejuang juga terus menghalangi militer penjajah maju yang berupaya membantai rakyat sipil.
Hamas menyatakan, upaya pembebasan tawanan dengan kekerasan hanya merupakan ilusi. Upaya tersebut telah hancur oleh serangan-serangan perlawanan yang terus berlanjut dan keunggulan di medan perang. Menurut Hamas, kendaraan militer Gideon dihancurkan beserta awaknya di dalamnya. Para pejuang pun terus menghadapi pasukan pendudukan meskipun adanya kebijakan pengepungan dan kelaparan yang diberlakukan oleh penjajah Israel.
Kelompok tersebut menambahkan bahwa "pendudukan sekarang secara terbuka mengakui ketidakmampuannya untuk membebaskan tawanannya dan mengalahkan perlawanan, karena semua rute invasi telah berubah menjadi medan kematian."
Hamas juga membahas rencana Israel untuk pengusiran paksa dan pembersihan etnis, dengan menyatakan bahwa rencana tersebut digagalkan oleh keteguhan hati rakyat Palestina dan penolakan mereka untuk menerima perintah politik atau intelijen.
