Jumat 14 Nov 2025 10:45 WIB

Organisasi HAM Inggris Ungkap Dugaan Penyiksaan Seksual Sistematis di Penjara Israel

Kesaksian korban membuka praktik brutal yang selama ini tersembunyi.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Tahanan Palestina yang dibebaskan sebagai bagian gencatan senjata tiba di Jalur Gaza melalui penyeberangan Kerem Shalom, mencapai Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza selatan,  Senin (13/10/2025).
Foto: Muhammad Rabah/Dok Republika
Tahanan Palestina yang dibebaskan sebagai bagian gencatan senjata tiba di Jalur Gaza melalui penyeberangan Kerem Shalom, mencapai Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza selatan, Senin (13/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Organisasi Arab untuk Hak Asasi Manusia di Inggris (AOHR UK) mengeluarkan pernyataan pada Kamis (13/11/2025) yang mengutuk keras dugaan kekerasan seksual dan penyiksaan sistematis terhadap tahanan Palestina oleh otoritas pendudukan Israel. AOHR menyebut tingkat pelanggaran yang terjadi 'belum pernah terjadi sebelumnya'.

Pernyataan tersebut disampaikan setelah munculnya sejumlah kesaksian terdokumentasi dari para tahanan yang dibebaskan. Mereka mengungkapkan adanya pola kekerasan seksual yang dilakukan di penjara dan pusat-pusat penahanan Israel. AOHR menegaskan praktik tersebut melanggar norma kemanusiaan dan konvensi internasional, serta termasuk kategori kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Baca Juga

Mengutip laporan Middle East Monitor, AOHR menjelaskan kesaksian para penyintas menunjukkan tindakan tersebut bukan insiden terisolasi, melainkan bagian dari kebijakan sistematis yang diduga dilakukan atas arahan pejabat senior institusi keamanan dan militer Israel.

Seorang tahanan perempuan yang dibebaskan menceritakan bagaimana ia diperkosa berulang kali, direkam, dan diancam akan disebarkan rekamannya. Tahanan lain juga menceritakan beberapa kekerasan seksual mengakibatkan kematian korban.

AOHR UK menyampaikan kesaksian yang diberikan oleh perempuan, anak-anak, serta laki-laki yang dibebaskan memuat laporan mengkhawatirkan mengenai kekerasan seksual, ancaman, hingga tindakan intimidasi. Sejumlah tahanan juga mengaku direkam selama peristiwa tersebut untuk tujuan pemerasan dan penghinaan.

Pihak organisasi menyoroti rekaman yang bocor dari pusat penahanan Sde Teiman. Alih-alih memicu kecaman luas, perbincangan publik di Israel disebut lebih berfokus pada bagaimana rekaman itu bocor, bukan pada substansi pelanggaran yang terjadi. AOHR menilai respons tersebut menunjukkan degradasi moral yang serius di tingkat institusional maupun masyarakat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement