REPUBLIKA.CO.ID,GAZA -- Sebuah serangan pembakaran yang dilakukan oleh pemukim Israel di sebuah masjid di Tepi Barat yang dijajah telah menuai kecaman internasional. Hal itu terjadi seiring gelombang kekerasan yang dilakukan Israel semakin intensif terhadap warga Palestina yang terus berlanjut di wilayah tersebut.
Pemukim Israel membakar Masjid Hajja Hamida di desa Palestina Deir Istiya, dekat Salfit di utara Tepi Barat, sekitar Kamis dini hari, ungkap penduduk setempat kepada Al Jazeera.
Foto-foto yang diambil di lokasi kejadian menunjukkan slogan-slogan rasis anti-Palestina disemprotkan di dinding masjid, yang rusak akibat kebakaran tersebut. Salinan Alquran, kitab suci umat Islam juga dibakar.
Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Palestina mengutuk apa yang disebutnya sebagai "kejahatan keji" yang menyoroti "kebiadaban" Israel dalam memperlakukan tempat-tempat suci Muslim dan Kristen di wilayah Palestina yang dijajah.
Dikutip dari laman Al Jazeera pada Jumat (14/11/2025), secara terpisah, dua anak Palestina wafat pada Kamis ketika pasukan Israel melepaskan tembakan dalam sebuah penggerebekan di kota Beit Ummar, dekat Hebron di Tepi Barat selatan, lapor kantor berita Wafa.
Kekerasan tersebut terjadi di tengah rekor jumlah serangan pemukim dan militer Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat sepanjang tahun ini, dengan banyak serangan terjadi dalam konteks panen zaitun 2025.
Setidaknya 167 serangan pemukim terkait panen zaitun telah dilaporkan sejak 1 Oktober, menurut Badan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA) dalam pembaruan terbarunya pekan ini. Lebih dari 150 warga Palestina terluka dalam serangan tersebut, sementara lebih dari 5.700 pohon juga rusak.




