REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Surat kabar internasional terus memusatkan perhatian mereka pada dampak perang Israel-Iran dan kemungkinan pembaruannya di masa mendatang.
Media juga menyoroti kesiapan tentara pendudukan untuk perang multi-barisan dengan Iran dan proksi-proksi mereka di wilayah tersebut.
Aljazeeraa.net melaporkan sejumlah analisis dari beberapa media internasional, dikutip Senin (30/6/2025).
Sebuah artikel di surat kabar Inggris The Guardian memperingatkan kerapuhan gencatan senjata antara Israel dan Iran dan menyatakan bahwa gencatan senjata itu bisa berakhir kapan saja.
Menurut artikel tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang sedang dicari oleh Pengadilan Kriminal Internasional, menggunakan konflik ini sebagai alat untuk tetap berkuasa dan menghindari pertanggungjawaban.
The Guardian menyamakannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam ketergantungannya pada perang yang tak berkesudahan.
Rezim Iran dapat mengambil keuntungan dari situasi ini untuk meningkatkan program nuklirnya atau membeli senjata dari negara-negara seperti Korea Utara, kata artikel tersebut.
BACA JUGA: Serangan Rudal Iran Dahsyat, tapi Mengapa Korban Israel Sedikit? Ternyata Ini Penjelasannya
Para pemimpin politik memicu konflik untuk keuntungan pribadi sementara warga sipil harus menanggung akibatnya.
Gencatan senjata antara Tel Aviv dan Teheran mulai berlaku pada 24 Juni, menyusul perang yang dimulai Israel pada 13 Juni dengan tujuan untuk melenyapkan program nuklir dan rudal Iran.
