REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Daud dan Nabi Sulaiman AS adalah bapak-anak. Keduanya merupakan utusan Allah kepada Bani Israil.
Nabi Daud juga merupakan pemimpin kaumnya. Setiap orang bersengketa dengan orang lain biasanya akan meminta keadilan kepada rasul Allah penerima Kitab Zabur itu.
Suatu hari, Nabi Daud menerima laporan tentang seorang perempuan muda yang telah diperkosa. Perempuan itu adalah seorang tunanetra dan juga tak bisa berkata dengan jelas.
Para tetangga baru mengetahui keadaan menyedihkan wanita muda itu. Akhirnya, mereka menyadari bahwa korban telah diperkosa oleh banyak lelaki.
Ada empat pria yang menjadi tersangka. Nabi Daud lalu memanggil mereka semua untuk diadili.
Tak satu pun di antara mereka mengaku telah melakukan kekerasan pada perempuan itu. Terlebih lagi, mereka semuanya adalah teman.
Hingga akhirnya, keempat pria ini kompak menuding: perempuan itu telah diperkosa oleh seekor anjing.
Nabi Sulaiman mendengar majelis sidang ini. Di ruangan terpisah, ia lantas berkata kepada ayahnya.
"Wahai ayah, biarkan aku yang mencari tahu siapa pemerkosa perempuan itu," kata Sulaiman yang saat itu usianya masih belasan tahun.
Nabi Daud mengizinkan putranya itu untuk mengambil keputusan. Sebab, ia mendapatkan ilham, Sulaiman dapat memutuskan perkara seadil-adilnya meskipun sang korban buta dan tak dapat bersaksi.
Nabi Sulaiman kemudian berinisiatif menginterogasi masing-masing tersangka secara terpisah.
Setiap tersangka yang sudah diperiksa kemudian ditempatkan di ruangan yang berbeda.
View this post on Instagram




