REPUBLIKA.CO.ID, GAZA— Pembantaian yang dilakukan oleh Israel selama perang genosida terhadap Jalur Gaza sejak Oktober 2023, pusat distribusi bantuan Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang didukung oleh Amerika Serikat dan Israel, mempertegas keberadaannya menjadi jebakan maut.
Sejak mulai beroperasi di Gaza pada akhir Mei 2025, pusat-pusat distribusi bantuan Amerika Serikat telah menyaksikan hampir setiap hari pembunuhan dan penargetan orang-orang yang kelaparan.
Pasukan Israel menggunakan peluru artileri, rudal pengintai, dan, dalam beberapa kasus, senapan quadcopter untuk menembakkan peluru peledak.
Siasat kelaparan
Israel telah mempraktikkan siasat kelaparan terhadap penduduk Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 dan warga Gaza terus menderita kelaparan hingga mereka terpaksa memakan daun-daun pohon.
Kebijakan ini bertepatan dengan penutupan semua penyeberangan Jalur Gaza oleh penjajah Israel, yang mencegah masuknya bantuan apa pun kepada penduduk, terutama setelah dimulainya kembali agresi Israel ke Gaza pada Maret 2025.
Sejumlah besar pemimpin Israel juga menghasut pemerintah mereka, terutama Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, untuk tidak membawa bantuan kemanusiaan apa pun ke Gaza.
View this post on Instagram