REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Koalisi organisasi masyarakat sipil Malaysia mengumumkan kampanye untuk meluncurkan "Armada Seribu Kapal" guna memutus blokade Israel selama 17 tahun di Jalur Gaza. Mereka menggambarkannya sebagai mobilisasi maritim terbesar yang dilakukan dari Asia Tenggara.
Inisiatif yang dipimpin oleh Dewan Konsultatif Organisasi Islam Malaysia (MAPIM) itu, bertujuan untuk mengirim kapal-kapal dari seluruh dunia yang membawa bantuan kemanusiaan ke daerah kantong Palestina yang terkepung. Mereka akan menentang embargo Angkatan Laut Israel.
Panitia mengatakan armada tersebut akan lebih besar dan lebih terorganisasi daripada misi Freedom Flotilla 2010, yang berakhir dengan gugurnya sepuluh aktivis oleh pasukan Israel di atas kapal Mavi Marmara.
Berbicara pada konferensi pers di Kuala Lumpur pada Sabtu, presiden MAPIM Azmi Abdul Hamid mengatakan kampanye kemanusiaan tersebut merupakan tanggapan langsung terhadap perang genosida Israel di Gaza. “Kita tidak bisa tinggal diam sementara seluruh keluarga dibantai dan kelaparan digunakan sebagai senjata,” kata dia, seraya menambahkan bahwa “komunitas global harus bertindak ketika lembaga internasional gagal,"dilansir dari laman Middle East Monitor, Jumat (20/6/2025).
Koordinasi armada kapal sudah berlangsung dengan kelompok akar rumput dan LSM di Eropa, Amerika Latin, dan Asia. Abdul Hamid mengonfirmasi, kampanye tersebut dilaporkan telah menerima “dukungan yang belum pernah terjadi sebelumnya” sejak militer Israel baru-baru ini merebut Madleen, sebuah kapal bantuan sipil yang berusaha mencapai Gaza.
Meskipun misi tersebut digagalkan, para aktivis berpendapat bahwa hal itu membantu menggalang perhatian internasional terhadap pengepungan yang sedang berlangsung.
Lihat postingan ini di Instagram