REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Di akhir masa pemerintahannya, Khalifah Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu berikrar bahwa bila umur masih panjang hingga setahun mendatang, ia akan mengambil kelebihan harta kaum kaya untuk dikembalikan kepada fakir miskin. Namun takdir berkata lain, Umar wafat sebagai syahid akibat tikaman pengkhianatan, sebelum sempat menunaikan janjinya itu.
Kabar duka itu mengguncang seluruh kaum Muslimin. Di antara yang pilu menangis adalah Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu anhu. Sambil berdiri di hadapan jenazah sang khalifah, Ali berkata lirih, “Sesudah Rasulullah, tak ada orang yang lebih kucintai daripada engkau, wahai Abu Hafs.”
Sesungguhnya yang tidak menyukai ketegasan, keketatan, dan kezuhudan Khalifah Umar bin Khattab bukanlah rakyat, melainkan hanya sekelompok orang yang berambisi memperoleh kekayaan dengan cara yang tidak sah. Ketika Khalifah Umar wafat, pada umumnya kaum Muslimin menangis. Di bawah pemerintahan Umar, mereka merasa terjamin keamanan dan keselamatannya. Mereka memandangnya sebagai seorang pemimpin sekaligus khalifah yang benar-benar menjunjung tinggi keadilan.
Dikutip dari buku Imamul Muhtadin yang ditulis HMH Al-Hamid Al-Husaini, sebelum gugur sebagai korban pembunuhan, Khalifah Umar bi Khattab telah bersumpah, bahwa sekiranya ia masih hidup hingga satu tahun lagi, ia akan mengambil kelebihan harta kaum kaya untuk dibagikan kepada kaum fakir miskin.
Umar bin Khattab berkata, "Demi Allah, sekiranya aku masih hidup hingga tahun mendatang, kelebihan harta kaum kaya pasti akan kuambil dan kukembalikan kepada kaum fakir miskin."




