Sabtu 21 Jun 2025 09:14 WIB

Sikap Resmi PBNU Soal Perang di Timur Tengah: Kutuk Serangan Israel Akui Hak Iran

Eskalasi konflik militer dipicu serangan unilateral Israel.

Rep: Muhyiddin/ Red: A.Syalaby Ichsan
Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla atau Gus Ulil (kanan) saat menjadi narasumber Forum Kramat membahas Perang Iran-Israel yang digelar di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (20/6/2025).
Foto: Republika/Muhyiddin
Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla atau Gus Ulil (kanan) saat menjadi narasumber Forum Kramat membahas Perang Iran-Israel yang digelar di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (20/6/2025).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerbitkan sikap resmi terhadap situasi terkini perang Iran-Israel. Ada delapan poin sikap yang dikeluarkan PBNU, diantaranya menyerukan agar perang antara Iran dan Israel segera dihentikan.

Dalam pernyataan resmi yang diterbitkan pada Jumat (20/6/2025), PBNU menyatakan, eskalasi konflik militer yang dipicu serangan unilateral Israel terhadap Iran sangat membahayakan kemanusiaan, keamanan, dan stabilitas internasional. 

Baca Juga

"Eskalasi konflik militer yang dipicu serangan unilateral Israel atas Iran telah menimbulkan korban kemanusiaan yang besar dan berpotensi mengundang keterlibatan pihak-pihak lain, termasuk negara-negara besar. Ini adalah ancaman yang luar biasa berbahaya terhadap kemanusiaan, serta keamanan dan stabilitas internasional," dikutip dari surat pernyataan tersebut, Sabtu (21/6/2025).

Berikut delapan poin penting dalam sikap resmi PBNU:

1. Mengutuk serangan unilateral Israel terhadap Iran yang memicu eskalasi konflik militer di kawasan. 

2. Mengakui hak Iran sebagai negara yang berdaulat untuk mempertahankan diri. 

3. Meskipun demikian, PBNU prihatin terhadap korban kemanusiaan yang terjadi akibat eskalasi konflik militer ini, dan khawatir pada potensi dampak global yang mengiringinya. 

4. Mendesak semua pihak untuk mengupayakan de-eskalasi konflik.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement