REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN— Ketika konfrontasi militer antara Israel dan Iran meningkat, taktik Iran yang belum pernah terjadi sebelumnya telah muncul dalam mengelola serangan rudal dan pesawat tak berawak terhadap Israel, membingungkan pertahanan udara dan mengubah pola pertempuran antara kedua belah pihak.
Dalam pernyataannya kepada Aljazeera Net, dua pakar militer mengatakan bahwa konfrontasi ini menimbulkan pertanyaan mendalam tentang tujuan akhir dari sistem respons Iran dan sejauh mana dampaknya terhadap front depan Israel dan bahkan keseimbangan kekuatan regional.
Konfrontasi saat ini dicirikan sebagai yang terbesar dalam hal menjangkau target-target sensitif Iran, termasuk fasilitas nuklir, pangkalan rudal, dan pembunuhan tokoh-tokoh terkemuka, yang menyebabkan ratusan orang tewas dan terluka di Iran.
Iran segera merespons dengan menembakkan rudal balistik dan pesawat tak berawak ke arah wilayah Israel, yang mengakibatkan kematian, luka-luka, dan kerusakan material yang nyata, kelumpuhan sebagian wilayah udara, kepanikan di front depan Israel yang disusul dengan menyerukan intervensi langsung Amerika Serikat dan Inggris untuk mendukung Israel.
Penipuan rudal
Pakar militer dan strategis Elias Hanna mencatat bahwa dalam respons terbarunya, yang dijuluki "Janji Jujur 2", Iran mengikuti taktik pertempuran gabungan antara berbagai senjata presisi.
Hanna menjelaskan bahwa Iran sengaja meluncurkan pesawat tak berawak yang lambat terlebih dahulu untuk mengeksplorasi, membingungkan, dan menguras pertahanan udara Israel, diikuti oleh gelombang rudal jelajah, rudal bersayap, dan rudal balistik.
BACA JUGA: Iran Seakan Berperang Sendirian Hajar Israel, Ingat Nubuat Rasulullah SAW Ini Terbukti Kini
Rudal jelajah memiliki karakteristik yang membuat mereka sulit untuk dideteksi pada tahap awal, katanya, sementara pesawat tak berawak dapat bermanuver dan mengelak, meskipun mereka dapat dideteksi oleh pertahanan udara.
Adapun rudal balistik, meskipun lintasannya relatif dapat diprediksi, bahayanya terletak pada bagaimana rudal itu diluncurkan sehingga dapat membuyarkan pertahanan dan mencapai penetrasi, demikian ungkap Hanna, dikutip dari Aljazeera, Rabu (18/6/2025).
View this post on Instagram