REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Dalam salah satu momen eskalasi yang paling sensitif dalam sejarah konflik Iran-Israel, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membuat pernyataan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Senin (18/6/2025), dengan menyatakan bahwa Israel "mengontrol wilayah udara Teheran" dan bahwa "jalan telah dibuka" untuk entitas tersebut menuju kedalaman Iran.
Hal ini disertai dengan pembicaraan tentang perubahan besar yang akan terjadi di Timur Tengah dan tujuan yang jelas untuk menghapus program nuklir Iran, mencegah Iran memperoleh rudal balistik, dan bahkan melangkah lebih jauh dengan menyatakan bahwa rezim di Teheran dapat jatuh.
Di luar euforia militer dari kata-kata Netanyahu, pernyataan ini menunjukkan pergeseran kualitatif dalam logika pencegahan Israel, dan bahkan dalam struktur strategi itu sendiri.
Retorika Israel tidak lagi terbatas pada "pencegahan dan pra-pertahanan", yang telah mengatur perilaku Tel Aviv selama beberapa dekade dalam menghadapi program nuklir Iran.
Sebaliknya, pernyataan Netanyahu menandakan pergeseran dari doktrin pencegahan ke doktrin pembentukan strategis, yaitu tidak hanya mencegah Iran memperoleh kemampuan nuklir, tetapi juga secara fundamental membentuk kembali keseimbangan kekuatan regional sesuai dengan persyaratan Israel.
Dimensi militer
Dalam istilah militer murni, pernyataan Netanyahu tidak dapat dipahami sebagai pendudukan wilayah udara Teheran yang sebenarnya, yang hampir tidak mungkin terjadi mengingat kemampuan pertahanan Iran. Namun, klaim ini dapat menunjukkan beberapa kemungkinan yang lebih halus.
BACA JUGA: Iran Seakan Berperang Sendirian Hajar Israel, Ingat Nubuat Rasulullah SAW Ini Terbukti Kini
Hal ini dapat merujuk pada keberhasilan pelaksanaan operasi pengintaian canggih atau intrusi dunia maya yang memungkinkan Israel untuk mengumpulkan informasi intelijen penting dari jauh di dalam Iran.
Hal ini juga bisa menjadi referensi untuk serangan Israel sebelumnya yang mencapai target di dalam wilayah Iran, mengirimkan pesan bahwa wilayah udara Iran "tidak lagi terlarang" untuk operasi Israel.
View this post on Instagram