Kamis 12 Jun 2025 16:19 WIB

BPKH Limited Minta Maaf, Makanan Jamaah Haji Pasca-Armuzna Telat 

Ada kendala teknis yang menyebabkan distribusi makanan belum optimal.

Petugas katering menunjukkan aneka kemasan paket makanan jamaah calon haji Indonesia di Makkah, Arab Saudi, Jumat (9/5/2025). Makanan untuk jamaah calon haji Indonesia akan dikemas dalam empat warna yang membedakan peruntukan dan masa konsumsinya yakni warna oranye untuk makanan selamat datang atau jalan, warna hijau untuk makanan pagi, warna biru untuk makan siang dan warna merah untuk makan malam.
Foto: ANTARA FOTO/Andika Wahyu
Petugas katering menunjukkan aneka kemasan paket makanan jamaah calon haji Indonesia di Makkah, Arab Saudi, Jumat (9/5/2025). Makanan untuk jamaah calon haji Indonesia akan dikemas dalam empat warna yang membedakan peruntukan dan masa konsumsinya yakni warna oranye untuk makanan selamat datang atau jalan, warna hijau untuk makanan pagi, warna biru untuk makan siang dan warna merah untuk makan malam.

Laporan Jurnalis Republika Teguh Firmansyah dari Makkah, Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- BPKH Limited menyampaikan permohonan maaf kepada jamaah haji Indonesia atas ketidaksempurnaan layanan konsumsi pada 14 Dzulhijah 1446 H, khususnya di sejumlah hotel jemaah di Kota Makkah.  BPKH memahami pentingnya layanan konsumsi sebagai bagian dari kenyamanan ibadah jamaah, terlebih setelah menjalani puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Baca Juga

 
Direktur BPKH Limited Sidiq Haryono, mengakui adanya kendala teknis yang menyebabkan distribusi makanan belum optimal: “Kami memohon maaf sebesar-besarnya kepada para jamaah atas keterlambatan layanan konsumsi pada hari pertama pasca Armuzna, ” ujarnya saat memberikan keterangan, Kamis (11/6/2025). 
 
Dalam pelaksanaannya, BPKH Limited menggandeng 15 mitra dapur lokal untuk memenuhi kebutuhan konsumsi.  Beberapa mitra dapur, kata Siddiq, mengalami gangguan operasional yang berdampak pada ketepatan distribusi. 
 
"Kami segera mengambil langkah cepat dengan mendistribusikan makanan pengganti seperti nasi bukhari, shawarma, dan makanan siap saji (RTE), namun kami menyadari hal tersebut belum sepenuhnya memenuhi harapan," ujarnya. 
 
Selain menyiapkan makanan utama dan pengganti, BPKH Limited juga menyediakan kompensasi sebesar sebesar 10 riyal untuk makan pagi dan 15 riyal untuk makan siang dan malam bagi jemaah haji yang tidak menerima konsumsi.  Kompensasi ini merupakan bentuk tanggung jawab sekaligus penghargaan terhadap kesabaran dan pengertian jemaah.
 
Sementara pada kesempatan yang sama Direktur BPKH Limited lainnya Iman Nikmatullah menegaskan bahwa pihaknya bertanggung jawab atas pelaksanaan layanan dan berkomitmen untuk terus mengevaluasi dan memperbaiki sistem logistik, kesiapan mitra, dan koordinasi lapangan agar layanan serupa di masa mendatang lebih tertata dan profesional.
 
“Kami sangat menghargai kesabaran dan pengertian para jemaah atas kondisi ini. Kepercayaan masyarakat adalah amanah yang harus kami jaga dengan perbaikan terus-menerus,” tambah Iman.
 
BPKH Limited menyampaikan apresiasi kepada seluruh petugas haji, mitra lokal, dan relawan yang turut membantu upaya perbaikan layanan di lapangan. 
 
Pada musim haji 1446 H, BPKH Limited menjalankan sejumlah layanan pendukung jemaah yang relatif lancar dan mendapat respons positif. 
 
Selain penyediaan fresh meal pada 14–15 Dzulhijjah, BPKH Limited juga menyalurkan makanan siap saji (RTE), menyediakan bumbu Nusantara bagi dapur katering di Mekkah dan Madinah, serta mengelola area komersial di hotel jemaah bagi pelaku UMKM Indonesia. 
 
Untuk mendukung logistik jemaah, BPKH Limited juga bekerja sama dengan perusahaan kargo dalam pengiriman barang ke tanah air.
 
photo
Infografis Barang yang tak Boleh Dibawa Jamaah Haji ke Pesawat - (Dok Republika)
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement