REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Sejumlah pemimpin negara-negara di Eropa, Senin (19/5/2025), mengutuk kejahatan yang dilakukan oleh Israel di Jalur Gaza Palestina. Ursula von der Leyen, Presiden Komisi Eropa, menyatakan bahwa situasi kemanusiaan di Gaza tidak dapat diterima, dan menuntut akses bantuan segera bagi warga sipil.
Dalam pernyataan persnya, von der Leyen menekankan bahwa bantuan kemanusiaan ke Gaza tidak boleh dipolitisasi dengan cara apa pun. Ia menyerukan agar krisis kemanusiaan di Gaza segera diakhiri dan menekankan bahwa makanan tidak boleh digunakan sebagai senjata politik.
Sementara itu, Presiden Finlandia Alexander Stubb mendesak Israel untuk menegakkan tanggung jawabnya berdasarkan hukum internasional dan memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza. Dalam pernyataan pers pada hari Senin, presiden Finlandia menegaskan bahwa pemindahan paksa penduduk adalah kejahatan perang dan tidak dapat menjadi bagian dari solusi apa pun.
Sementara itu, Presiden Parlemen Eropa Martin Schulz menyatakan bahwa situasi di Gaza sama sekali tidak dapat diterima. Dengan dukungan Amerika dan Eropa, Israel telah melakukan genosida dan memberlakukan pengepungan yang menyesakkan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan lebih dari 174.000 orang Palestina menjadi martir dan terluka, yang sebagian besar adalah anak-anak dan wanita, di samping lebih dari 14.000 orang hilang.