Senin 01 Dec 2025 09:18 WIB

Peretas Iran 'Bobol' Mobil Ilmuwan Senior israel, Tinggalkan Bunga dan Pesan yang Mengerikan

Buket yang dikirimkan disinyalir bukanlah hadiah yang tidak berbahaya.

Peretas Iran (Ilustrasi)
Foto: Piqsels
Peretas Iran (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV — Kelompok peretas Iran, Hanzala, mengumumkan pada Sabtu (29/11/2025) malam, mereka telah berhasil membobol mobil seorang ilmuwan nuklir senior Israel. Di mobil tersebut, mereka meninggalkan sebuah buket bunga dan pesan yang mengerikan.

Ilmuwan tersebut diidentifikasi oleh media Pemerintah Iran, termasuk Kantor Berita Mahasiswa Iran (ISNA), sebagai Dr Isaac Gertz, seorang insinyur nuklir senior. ISNA yang dilansir oleh Palestine Chronicle menyatakan, kelompok Hanzala memperoleh informasi seputar sosok Gertz dengan menyusup ke sistem Pusat Penelitian Nuklir Soreq Israel.

Baca Juga

Kelompok tersebut kemudian mempublikasikan pesan mengancam yang ditujukan kepada ilmuwan tersebut di Telegram. Pesan tersebut secara tegas menyiratkan bahwa buket yang dikirimkan bukanlah hadiah yang tidak berbahaya.

photo
Citra satelit dari Planet Labs PBC ini menunjukkan situs pengayaan nuklir Natanz di Iran setelah serangan Israel pada Sabtu, 14 Juni 2025. - (Planet Labs PBC via AP)

Pesan tersebut berbunyi:

“Anda menerima buket dari kami kemarin. Sebuah benda yang tampak tidak berbahaya pada pandangan pertama. Tetapi Anda merasakan beratnya, bukan? Anda merasakan kehadiran di baliknya, tangan-tangan yang membawanya, dan langkah kaki yang menghilang sebelum Anda membuka pintu.”

Mereka melanjutkan, menyinggung kemungkinan perusakan kendaraan:

“Katakan pada kami, bagaimana kondisi mobil Anda? Apakah Anda mendengar suara 'krek' samar saat menyentuh gagang pintu? Apakah Anda merasa... aneh?”

Para peretas menekankan tingkat akses mereka yang mendalam di Israel:

“Kami menyusuri jalan-jalan Anda. Kami menghirup udara Anda. Kami berdiri di tempat-tempat yang Anda pikir tak tertembus.”

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement