Sabtu 17 May 2025 10:01 WIB

Jamaah Haji Suami Istri Terpisah dan Penjelasan Kemenag Soal Syarikah

Jamaah haji yang terpisah tetap mendapatkan haknya.

Kepala PPIH Arab Saudi Muchlis Hanafi (tengah)  didampingi Kabid Media Center Haji 2025 Moh. Khoeron , Tenaga Ahli BP Haji Ichan Marsha memberikan keterangan pers tentang syarikah haji di Kantor Urusan Haji Indonesia di Makkah, Ahad (11/5/2025) malam.
Foto: Dok. Republika/Teguh Firmansyah
Kepala PPIH Arab Saudi Muchlis Hanafi (tengah) didampingi Kabid Media Center Haji 2025 Moh. Khoeron , Tenaga Ahli BP Haji Ichan Marsha memberikan keterangan pers tentang syarikah haji di Kantor Urusan Haji Indonesia di Makkah, Ahad (11/5/2025) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIF -- Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan penempatan jamaah calon haji Indonesia berbasis syarikah bukan berdasarkan kelompok terbang (kloter) di Makkah, guna memudahkan mobilisasi dan layanan saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

"Penempatan jamaah haji Indonesia di Makkah berbasis syarikah mempertimbangkan proses pergerakan dan layanan kepada jamaah saat di Armuzna," ujar Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Muchlis M. Hanafi di Madinah belum lama ini.

Baca Juga

Tahun ini ada delapan syarikah yang melayani jamaah calon haji Indonesia yaitu Al-Bait Guest yang melayani 35.977 orang, Rakeen Mashariq (35.090), Sana Mashariq (32.570), Rehlat & Manafea (34.802), Alrifadah (20.317), Rawaf Mina (17.636), MCDC (15.645), dan Rifad (11.283).

Menurut Muchlis, tujuannya untuk memudahkan pengendalian dan memperjelas koordinasi di lapangan, serta memastikan jamaah calon haji Indonesia mendapatkan layanan optimal dan tertata.

"Penempatan jamaah berbasis syarikah di Makkah pada tahun ini sangat urgen dan penting untuk menyukseskan layanan jamaah saat puncak haji di Armuzna," kata dia.

Jamaah calon haji Indonesia diberangkatkan dalam dua gelombang. Gelombang pertama mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah. Di kota Nabi, penempatan jamaah dilakukan tetap berbasis kloter.

"Pemberangkatan jamaah dari Madinah ke Makkah dikelompokkan berbasis syarikah. Ketika akan pulang ke Tanah Air, mereka akan dikembalikan pada kloter awal saat berangkat," kata Muchlis.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement