Senin 12 May 2025 19:55 WIB

Said Nursi: Kecintaan kepada Asmaul Husna Tumbuh dari Kebutuhan Rohani Manusia  

Kecintaan kepada Asmaul Husna memiliki tingkatan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi potret Said Nursi.
Foto: timesofummah.com
Ilustrasi potret Said Nursi.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ulama dan cendekiawan besar asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi, dalam karyanya "Tuntunan Generasi Muda", mengungkapkan bahwa kecintaan kepada Asmaul Husna atau nama-nama Allah memiliki tingkatan-tingkatan yang mendalam dan lahir dari berbagai dimensi kebutuhan spiritual manusia.

Dalam penjelasannya pada halaman 172 hingga 173, Said Nursi menyebut bahwa cinta kepada nama-nama Allah bisa muncul karena kagum terhadap jejak-jejak keagungan-Nya di alam semesta, karena kesempurnaan yang terkandung dalam nama-nama tersebut, maupun karena kebutuhan mendalam jiwa manusia terhadap sifat-sifat ilahi.

Baca Juga

“Manusia mencintai nama-nama tersebut karena dorongan kebutuhan kepadanya,” tulis Nursi.

Dia pun memberikan contoh imajiner tentang seseorang yang merasa lemah namun menyaksikan orang lain membantu orang-orang yang ia kasihi. Dari sanalah muncul kecintaan yang tulus kepada sosok dermawan tersebut karena sifat “pemberi nikmat” dan “pemurah”-nya.

Contoh tersebut, menurut Nursi, dapat membuka pemahaman akan keagungan dua nama Allah, yakni ar-Rahman (Yang Maha Pengasih) dan ar-Rahim (Yang Maha Penyayang). Dua nama ini, kata dia, bukan sekadar sebutan, melainkan simbol dari curahan kasih sayang Allah yang tak terbatas kepada seluruh makhluk, baik di dunia maupun di akhirat.

Nursi menekankan bahwa seluruh kaum beriman dari generasi ke generasi akan memperoleh nikmat, kebahagiaan, dan pertemuan kembali di surga berkat sifat ar-Rahman dan ar-Rahim tersebut. Bahkan, puncak kenikmatan itu adalah saat Allah memperlihatkan Diri-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang dicintai.

“Maka, sungguh nama ar-Rahman dan ar-Rahim tersebut layak untuk dicinta dan betapa roh manusia sangat membutuhkan keduanya!” tegas Nursi. 

Dia pun menutup dengan kalimat penuh makna, “Segala puji bagi Allah atas seluruh sifat kasih dan sayang-Nya.”

Pemikiran Said Nursi yang mendalam ini menunjukkan bahwa mengenal dan mencintai Asmaul Husna bukan sekadar pengulangan lisan, melainkan kebutuhan rohani yang berakar pada kesadaran, cinta, dan harapan manusia terhadap kasih sayang ilahi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement