REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM— Syekh Ikrima Sabri, Imam dan khatib Masjid Al-Aqsa, memperingatkan bahwa situs suci tersebut sedang menghadapi serangan yang semakin intensif dan eskalasi sistematis yang bertujuan untuk memaksakan realitas baru dan membangun kedaulatan Israel di atasnya.
Dalam sebuah wawancara dengan Aljazeera Kamis (21/8/2025), Syekh Sabri mengatakan meningkatnya jumlah serangan, termasuk yang dilakukan oleh para pejabat tinggi Israel menegaskan keinginan penjajah untuk mengakhiri otoritas Wakaf Islam atas masjid tersebut.
Dia menambahkan bahwa para pemukim dan pejabat Israel melakukan shalat Talmud di dalam masjid di bawah perlindungan ketat untuk menegaskan klaim kepemilikan mereka.
Syekh Sabri menekankan bahwa eskalasi ini telah meningkat sejak pemerintah ekstremis saat ini berkuasa.
Dia menyerukan untuk meningkatkan kesadaran di kalangan generasi muda tentang klaim sah umat Islam atas Masjid Al-Aqsa dan mendesak warga Palestina untuk berbondong-bondong ke masjid dalam jumlah yang lebih besar.
Dia juga mengimbau umat Islam di seluruh dunia untuk mempertahankan Al-Aqsa, menekankan bahwa Al-Aqsa memiliki kesucian yang sama dengan Ka'bah dan Masjidil Haram.
Sementara itu, Gerakan Mujahidin Palestina pada Kamis menegaskan bahwa api Masjid al-Aqsa masih menyala. Menyelamatkan dan membebaskannya adalah tugas seluruh bangsa Muslim.
Dalam sebuah pernyataan yang menandai peringatan 56 tahun serangan pembakaran Masjid al-Aqsa, gerakan tersebut mengatakan, "Pada peringatan yang menyakitkan dari kejahatan yang dilakukan oleh Zionis beberapa dekade yang lalu ini, Masjid al-Aqsa dan al-Quds mengalami fase yang paling berbahaya, menghadapi skema kriminal dan jahat yang bertujuan untuk meng-Yahudi-kan tempat suci dan kota tersebut, serta mencabut kehadiran Arab dan Islam di sana."
Pernyataan itu menambahkan peringatan ini terjadi ketika rakyat Palestina di Gaza menjadi sasaran genosida dan pembersihan etnis yang paling mengerikan.
Sementara Tepi Barat menghadapi agresi yang sedang berlangsung dan skema yang berusaha memaksakan kedaulatan Zionis.
Gerakan ini memperingatkan bahwa Masjid al-Aqsa berada dalam bahaya yang semakin meningkat akibat kebijakan sistematis Zionis yang menargetkan identitas Islam dan Arab.
