Ahad 20 Apr 2025 05:16 WIB

Haji 2025 Masuk Musim Panas, Kedokteran Haji Ingatkan Pentingnya Persiapan Fisik Jamaah

Haji 2025 di Arab Saudi akan bertepatan dengan musim panas.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Layar suhu udara di pelataran Masjid Al Haram menunjukkan cuaca di Kota Makkah pada Jumat (12/7) siang di angka 41 derajat celciui.
Foto: Republika/M Hafil
Layar suhu udara di pelataran Masjid Al Haram menunjukkan cuaca di Kota Makkah pada Jumat (12/7) siang di angka 41 derajat celciui.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Penyelenggaraan ibadah haji 2025 di Arab Saudi akan bertepatan dengan musim panas. Karena itu, Ketua Umum Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi), dr Syarief Hasan Lutfie (SHL) mengingatkan pentingnya persiapan fisik bagi jamaah haji yang akan berangkat ke Tanah Suci mulai 2 Mei 2025 mendatang.

Eks Direktur Utama RS Haji Jakarta ini menjelaskan, ibadah haji bukan hanya soal spiritual tapi juga ujian berat secara fisik.

Baca Juga

“Jamaah reguler kita ini jumlahnya besar, lebih dari 221 ribu orang, sisanya adalah jamaah haji khusus. Mereka harus sadar, bahwa haji adalah ibadah yang sangat berat fisiknya. Trigger-nya justru saat tiba di Arab Saudi, karena kondisi lingkungan yang sangat berbeda,” ujar dr Syarief dalam acara Workshop Tenaga Dokter Haji Khusus yang digelar Perdokhi di Jakarta, Sabtu (19/4/2025).

Dia mengatakan, faktor lingkungan seperti cuaca panas, perbedaan budaya dan bahasa, hingga aktivitas fisik tinggi selama ibadah bisa menjadi pemicu munculnya masalah kesehatan, terutama bagi jamaah dengan komorbid seperti hipertensi.

“Kalau di rumah hipertensi-nya terkontrol, bisa jadi di sana jadi tidak terkontrol. Kenapa? Karena capek, makan tidak teratur, tidur kurang, dan aktivitas berlebihan,” ucap dia.

Sementara itu, menurut Syarief, masih banyak calon jamaah yang tidak terbiasa bergerak aktif dalam kesehariannya. Sehingga, dia menyarankan agar sejak jauh hari jamaah mulai melatih fisik, seperti dengan berjalan kaki rutin di lingkungan rumah atau masjid.

“Manasik itu bukan cuma doa-doa dan teori. Tapi juga harus ada manasik fisik. Jalan kaki bareng-bareng, pelan-pelan tapi konsisten, biar daya tahan tubuh terbentuk,” kata Syarief.

Tak hanya itu, kata dia, edukasi kesehatan harus terus diperkuat di semua level, mulai dari puskesmas hingga pusat. Terutama bagi jemaah reguler, yang menurutnya masih kurang kesadaran dalam hal menjaga kesehatan.

“Kalau ONH Plus biasanya sudah paham, tinggal diingatkan. Tapi yang reguler perlu dicontohkan langsung, karena kadang cuma dikasih tahu ya nggak jalan juga,” jelas dia.

Syarief juga mengingatkan kepada jamaah akan pentingnya memperhatikan perlengkapan pribadi, seperti alas kaki, tas, hingga pakaian. Menurut dia, banyak kasus kaki lecet hingga cedera parah karena jemaah langsung tawaf tanpa alas kaki, atau membawa beban berlebihan.

“Lansia bawa tas berat, padahal sudah osteoporosis, bisa langsung cedera. Jangan sampai itu terjadi,” ujar Syarief.

Sebagai bagian dari upaya monitoring kesehatan jamaah, dia pun memperkenalkan inovasi terbaru yang dilakukannya, yaitu “Alfiat Smart Ring”.  Perangkat digital berbentuk cincin ini bisa terhubung ke ponsel pintar.

Cincin pintar dikembangkan secara khusus oleh dr Syarief berdasarkan hasil riset terkait kesehatan jamaah. Dalam hal ini, dia bekerjasama dengan Pendiri Masjid Sejuta Pemuda, Ustaz Anggy F. Sulaiman. 

“Fitur ini bisa mendeteksi tanda-tanda kelelahan, bahkan sebelum jemaah benar-benar drop. Kalau ada potensi lelah, alat akan kasih peringatan atau getar di ponsel,” ucap Syarief.

Dengan teknologi ini, dia berharap kesehatan jamaah nantinya bisa lebih terpantau dan terhindar dari kejadian gawat darurat ketika melaksanakan ibadah haji. 

“Goal-nya, ketika tiba waktu keberangkatan, jamaah sudah siap secara mental dan fisik. Dan tentu, bisa menunaikan ibadah dengan selamat dan mabrur,” kata dokter yang biasa dipanggil SHL ini. 

Dalam kesempatan yang sama, Ustadz Anggy menjelaskan, berbicara terkait kesehatan dan ibadah haji merupakan sebuah kewajiban. "Dan kami, selaku penyedia fasilitas teknologi, tentunya ingin berkontribusi dalam mewujudkan ketenangan yang paling purna dalam beribadah," ujar dia. 

Menurut Ustadz Anggy, teknologi ini bukan hanya sebatas tentang kesehatan fisik, tapi juga menjadi rumah bagi jamaah untuk mendapatkan kenyamanan dan ketenangan dalam beribadah.

"Selain diagnosa-diagnosa secara medis yang sifatnya preventif, kita juga punya fitur komuniti, kita juga punya fitur yang menggabungkan antara spiritual dengan health tracking," ucap Ustadz Anggy. 

Dengan kolaborasi SHL dengan Afiat Smart Ring ini, dia pun berharap kedepannya tidak hanya bisa menjalankan ibadah secara sempurna, tapi juga bisa mengkoneksikan seluruh entitas kaum muslim dalam kepentingan menjalankan kewajiban kepada Allah SWT. 

photo
Infografis Tips Hadapi Cuaca Panas untuk Jamaah Haji - (Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement