REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Media Israel, Haaretz pernah melaporkan bahwa penginjil pertama dari gerakan Zionis tidak lain adalah Napoleon Bonaparte. Meskipun banyak referensi Arab dan asing yang merujuk pada hal ini di masa lalu, ini adalah pertama kalinya masalah ini dikaitkan dengan Theodore Herzl sendiri.
Sejumlah peneliti Israel percaya bahwa pada 1 Maret 1899, Herzl mengirim surat kepada Tsar William II dalam upaya untuk membujuknya agar mengadopsi gagasan tentang rumah nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina.
Surat itu menyatakan bahwa "apa yang tidak dapat dicapai di bawah Napoleon I dapat dicapai di bawah William II". Namun, bagian yang tidak banyak diketahui dari surat Herzl berkaitan dengan matinya ide Zionisme bersama Napoleon.
Para peneliti percaya bahwa "fase Zionis" dalam kehidupan Napoleon mengkristal selama kepemimpinannya dalam kampanye militer Prancis melawan Mesir pada 1798.
Setelah menduduki Mesir, dia memimpin 30 ribu tentara untuk menyerang Palestina, di mana dia menduduki kota Jaffa dan mengepung Acre.
Sebuah surat kabar Prancis pada saat itu melaporkan gagasan bahwa Napoleon "berniat mengembalikan Yerusalem kepada orang-orang Yahudi".
Surat kabar lain melaporkan bahwa Napoleon telah mendistribusikan selebaran yang mengundang orang-orang Yahudi di Afrika dan Asia untuk berkumpul di sekitar panji-panjinya untuk membangun kembali Yerusalem kuno".
BACA JUGA: Israel Klaim Paling Yahudi tetapi Langgar 10 Perintah yang Murni dalam Taurat
Selebaran ini tidak pernah ditemukan, tetapi salinannya, yang diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman, ditemukan pada 1939.
Menurut salinan ini, judul selebaran tersebut adalah "Surat kepada Bangsa Yahudi dari Jenderal Bonaparte dari Prancis dan dari Rabi Ahron dari Yerusalem". Berikut ini kutipannya:
