REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wajah ulama Arab Saudi kembali menjadi bahan diskusi yang tajam di berbagai platform media sosial terkait dengan pembantaian di Gaza.
Teranyar, Sekjen Liga Dunia Muslim (MWL) mendesak warga Inggris untuk mengurangi pembicaraan mengenai Gaza dan lebih banyak membicarakan isu-isu dalam negeri, dengan mengatakan bahwa pemerintah Inggris harus mempertimbangkan integrasi sebagai masalah keamanan nasional.
Muhammad bin Abdul Karim Issa, mantan menteri kehakiman Arab Saudi yang mengepalai LSM Islam internasional yang berbasis di Mekkah sejak 2016, mengatakan dalam sebuah komentar kepada The Times bahwa perang Israel di Gaza telah meningkatkan perpecahan di Inggris. “Masalah integrasi telah diperburuk oleh konflik di Gaza dan politik di Timur Tengah,” katanya dikutip dari Middle East Eye, Rabu (16/4/2025).
“Liga Dunia Muslim menyerukan kepada umat Islam dan non-Muslim di Inggris untuk fokus pada isu-isu domestik yang menjadi keprihatinan bersama. Seperti bidang-bidang kebijakan yang menyatukan dan bukan memecah belah.”
Issa membuat pernyataan kontroversial tersebut meskipun banyak jajak pendapat yang menunjukkan bahwa sebagian besar orang di Inggris, terlepas dari latar belakang agama mereka, secara konsisten mendukung embargo senjata terhadap Israel dan gencatan senjata di Gaza.
Lebih lanjut Issa berpendapat bahwa pemerintah seharusnya melihat integrasi sebagai masalah keamanan, dan mengklaim bahwa Muslim dan non-Muslim menjalani “kehidupan yang terpisah”.
“Tanpa integrasi akan ada isolasi, rasa takut terhadap yang lain. Hal itu dapat menyebabkan kekosongan yang akan diisi oleh para pelaku kejahatan,” kata Issa.
Umat Islam 'terisolasi'
Komentarnya muncul setelah jajak pendapat baru yang dilakukan oleh organisasinya, MWL, menemukan bahwa kaum muda Muslim Inggris lebih terisolasi dari politik arus utama dan cenderung tidak melihat integrasi sebagai tugas yang penting.
