REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM— Penduduk Yerusalem sudah terbiasa dengan persiapan yang dilakukan oleh otoritas pendudukan setiap tahun menjelang bulan suci Ramadhan.
Polisi pendudukan mengumumkan pengaturan terkait jalan raya dan akses masuk serta kedatangan jemaah. Mereka juga bersiap untuk bulan ini dengan operasi pengusiran preventif dari masjid.
Tetapi tahun ini mereka berencana untuk merotasi jabatan dalam jajarannya agar rencana pemukim dapat berjalan dengan lebih lancar di dua tempat suci tersebut.
Tampaknya Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir bermaksud untuk menunjuk Afshalom Peled sebagai komandan wilayah Yerusalem menggantikan Amir Arzani yang dianggap sebagai penghalang aksi di Masjid Al-Aqsa yang suci, menurut laporan situs berita Israel “Ynet”.
Arzani, yang tidak termasuk dalam daftar promosi, dianggap sebagai salah satu perwira polisi yang “tidak setia” kepada Itamar Ben Gvir, dan tidak berniat untuk menyelesaikan masa jabatannya, melainkan akan pensiun setelah Ramadhan mendatang.
Situs “Ynet”, dikutip dari Aljazeera, Selasa (18/11/2025) melaporkan bahwa menurut sumber polisi tingkat tinggi, Inspektur Jenderal Polisi Dani Levi dalam beberapa hari terakhir ini telah mempromosikan langkah untuk menggantikan Arzani sebelum Ramadhan tiba dengan Komandan Polisi Afshalom Peled, seorang asisten dekat Ben Gvir, yang terakhir ini mencoba menunjuknya sebagai komisaris polisi sebelumnya.
Posisi ini sangat sensitif karena pejabat yang menjabatnya bertanggung jawab atas Masjid Al-Aqsa dan memiliki kewenangan untuk mengeluarkan perintah pengusiran dari masjid tersebut, serta mengatur tindakan dan perilaku polisi Israel di dalam masjid.
Tujuan rotasi jabatan
Aljazeera bertanya kepada penulis dan peneliti akademis Saher Ghazawi: Apa yang direncanakan Ben Gvir di Al-Aqsa selama Ramadan mendatang dan mengapa pemimpin wilayah Yerusalem tidak mengikutinya?




