REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Sayap Militer Hamas, Brigade Izzuddin Al-Qassam merilis sebuah video baru pada Sabtu (5/4/2025) yang berjudul Time is Running Out. Video tersebut menampilkan dua tawanan Israel yang ditahan di Gaza sejak dimulainya perang.
Secara sekilas, rekaman ini memperlihatkan bagaimana kehidupan para sandera selama berada di dalam tahanan dan permohonan mereka untuk bertahan hidup. Video tersebut menunjukkan kedua pria Israel tersebut, yang terlihat terluka dan kelelahan, menceritakan apa yang mereka sebut sebagai pengalaman nyaris mati yang disebabkan oleh serangan udara Israel.
Menurut para tawanan, mereka sempat keluar dari terowongan bawah tanah untuk menghirup udara segar ketika serangan udara Israel menghantam daerah tersebut. “Kami hampir dibunuh oleh tentara kami sendiri,” kata salah satu tawanan, dikutip dari laman Days of Palestine, Senin (7/4/2025)
"Para pejuang Hamas mempertaruhkan nyawa mereka untuk membawa kami kembali ke tempat yang aman,” ujar pria Israel tersebut. Kondisi yang mereka gambarkan sangat suram. Seorang tawanan mengungkapkan bahwa warga Gaza, tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada selimut.“Kami sekarat di sini,” ujar tawanan itu.
Orang-orang itu berbicara langsung kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, memohon kepadanya untuk menegosiasikan pembebasan mereka.“Bawalah kami pulang hidup-hidup. Kami sudah mati di sini,” kata mereka.
Para tawanan juga memperingatkan publik Israel untuk tidak mempercayai pernyataan resmi pemerintah Israel yang mengatakan bahwa tekanan militer terhadap Hamas akan membebaskan para tawanan.
"Tekanan itulah yang membuat kami terluka," kata salah satu pria Israel yang ditawan Hamas, mengungkapkan luka-luka yang dideritanya akibat serangan udara Israel.