REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM — Kelompok pejuang Palestina Hamas mengatakan, pihaknya menembakkan rentetan roket ke kota-kota di selatan Israel pada Ahad (6/4/2025). Serangan tersebut merupakan pembalasan atas berlanjutnya genosida terhadap warga sipil oleh Israel di Gaza.
Militer penjajah Israel mengatakan, sekitar sepuluh proyektil ditembakkan, tetapi sebagian besar berhasil dicegat. Channel 12 Israel melaporkan serangan langsung terjadi di kota selatan Ashkelon.
Sementara itu, layanan darurat Israel melaporkan, mereka merawat satu orang yang cedera akibat pecahan peluru, dan tim sedang dalam perjalanan ke lokasi roket yang jatuh. Dari video yang disebarkan layanan darurat Israel, tampak kaca mobil yang pecah dan puing-puing berserakan di jalan kota.
Sementara itu, otoritas kesehatan lokal Gaza mengatakan serangan militer Israel menewaskan sedikitnya 39 orang di seluruh Jalur Gaza pada Ahad.
Tak lama setelah penembakan roket, militer Israel mengunggah perintah evakuasi baru di X, yang memerintahkan penduduk beberapa distrik di kota Deir Al-Balah di Jalur Gaza bagian tengah untuk meninggalkan daerah mereka, dengan alasan penembakan roket sebelumnya."Ini peringatan terakhir sebelum serangan," kata pernyataan peringatan militer.
Penjajah mengeklaim, bahwa serangan itu mengenai peluncur roket tempat proyektil diluncurkan sebelumnya dari Jalur Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dalam penerbangan ke Washington untuk bertemu dengan Presiden AS Donald Trump, mendapat pengarahan tentang serangan roket tersebut oleh Menteri Pertahanannya, Israel Katz.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya mengatakan Netanyahu menginstruksikan agar tanggapan "kuat" dilakukan dan menyetujui kelanjutan aktivitas intensif oleh militer Israel terhadap Hamas.