Ahad 30 Mar 2025 10:59 WIB

Tolak Pengusiran, Hamas Sebut 3 Tujuan Strategis Perlawanan Warga Palestina

Hamas akan terus pertahankan Palestina.

Sandera Israel mencium kening pejuang Hamas saat dibebaskan
Foto: Tangkapan Layar
Sandera Israel mencium kening pejuang Hamas saat dibebaskan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Babak baru perang Hamas Palestina melawan Israel kini terjadi. Israel dengan segala teknologi militer serba canggih dukungan Amerika membombardir Gaza dan Tepi Barat Palestina yang hanya memiliki senjata seadanya. 

Pemimpin gerakan perlawanan Hamas di Jalur Gaza, Khalil al-Hayya, menekankan bahwa komitmen untuk gencatan senjata dan mendirikan negara Palestina yang sepenuhnya merdeka.

Baca Juga

"Jika penjajahan Israel berakhir, senjata akan tetap menjadi milik rakyat dan negara, melindungi sumber daya dan hak-hak mereka," ujarnya di sebuah media sosial.

Dalam pidato yang disampaikannya pada kesempatan Idul Fitri, dan mengenai sikap terhadap tawaran gencatan senjata, Al-Hayya menegaskan penolakan terhadap penghinaan dan degradasi rakyat Palestina, dengan menyatakan, "Tidak ada pemindahan atau deportasi." Menyikapi mereka yang bertaruh pada Hamas dan faksi-faksi perlawanan yang mengabaikan tanggung jawab mereka, atau menyerahkan rakyat mereka pada nasib yang tidak diketahui yang dikendalikan oleh penjajahan sesuai keinginan zionis, ia berkata, "Kalian sedang berkhayal."

"Kami menerima usulan untuk menghentikan perang dua hari lalu dan kami menyetujuinya."

Terkait tawaran gencatan senjata, pemimpin Hamas di Gaza mengatakan bahwa gerakannya "menerima usulan dari para mediator dua hari lalu," dan mengumumkan bahwa pihaknya "menanganinya secara positif dan menyetujuinya," serta berharap bahwa "pendudukan tidak akan menghalangi dan menggagalkan upaya para mediator."

Al-Hayya mengemukakan bahwa Hamas dan faksi-faksi perlawanan Palestina proaktif dalam negosiasi dengan Israel melalui mediator selama satu setengah tahun, menetapkan tujuan bagi diri mereka sendiri, terutama menghentikan agresi terhadap Gaza. Fokus pada hak-hak rakyat Palestina atas tanah air mereka. Juga membebaskan tahanan dari penjara Israel.

Ia menekankan bahwa perlawanan telah menanggapi semua tawaran secara bertanggung jawab dan positif. Tujuannya mencapai sasarannya untuk menghentikan perang dan karena kepedulian terhadap rakyat. "Kami telah mencapai tahap lanjutan dalam dialog," kata al-Hayya

Selain itu, Al-Hayya menekankan bahwa gerakan tersebut "berusaha untuk mencapai dan mewujudkan persatuan rakyat Palestina, dengan mendatangi Rusia dan kemudian China sebanyak dua kali. Kemudian menyimpulkan kesepakatan untuk membentuk pemerintahan konsensus nasional yang terdiri dari para ahli."

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement