Kamis 27 Mar 2025 14:24 WIB

‘Maafkan Aku Ibu’, Pesan Kuat Pesantren Kilat 2025 Yatim dan Duafa

Para yatim dan duafa mengikuti Pesantren Kilat 2025.

Para yatim dan duafa mengikuti Pesantren Kilat 2025.
Foto: Dok Istimewa
Para yatim dan duafa mengikuti Pesantren Kilat 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Seratus anak yatim dan duafa berkumpul dengan wajah penuh semangat. Mereka hadir dalam Pesantren Kilat 2025 "Initiative Young Leader", sebuah program istimewa hasil kolaborasi Human Initiative dan Paragon Corp. Dua hari berikutnya akan menjadi momen yang tak akan pernah mereka lupakan.

Eksekutif Vice President ParagonCorp, Miftahuddin Amin, menyampaikan apresiasinya terhadap program ini. Melalui program ini, pihaknya ingin menanamkan nilai-nilai kepemimpinan sekaligus memberikan kesempatan yang setara bagi anak-anak untuk berkembang.

Baca Juga

"Kami percaya setiap anak Indonesia memiliki potensi menjadi pemimpin masa depan. Ini adalah bentuk komitmen kami dalam membangun generasi muda yang tangguh dan berkarakter," kata dia, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (27/3/2025).

Kegiatan dimulai dengan pembiasaan ibadah harian, dari tilawah Alquran hingga shalat tahajud, menanamkan nilai bahwa ibadah adalah pondasi kepemimpinan sejati." Suara mereka yang murni bergema di ruangan megah hotel itu. Kang Purwa melatih public speaking, mengubah anak-anak yang awalnya malu menjadi berani berbicara di depan umum.

Mba Arie membagikan motivasi inspiratif. “Tidak ada yang tidak mungkin untuk dicapai. Setiap orang bisa sukses asalkan memiliki tekad dan semangat pantang menyerah," kata dia.

Dia juga memberikan beasiswa leadership senilai Rp4 juta untuk dua anak terpilih. Kak Alwi menambahkan sesi tentang kepemimpinan yang menginspirasi, menekankan bahwa memimpin diri sendiri adalah langkah awal menuju kepemimpinan sejati.

photo
Eksekutif Vice President ParagonCorp, Miftahuddin Amin - (Dok Istimewa)

Malam harinya, mantan personel Sheila On 7, Ustadz Salman memukau peserta dengan kisah keteladanan Rasulullah SAW. Dengan gaya santai tapi mendalam, ia berhasil membuat anak-anak jatuh cinta pada sosok Rasulullah SAW. Tak sedikit mata yang berkaca-kaca saat mendengar kisah keteladanan Nabi Muhammad SAW.

Keesokan harinya, para ibu bergabung dalam sesi parenting khusus. Ruangan hotel yang megah itu bergema dengan tawa dan tangis haru. Saat anak-anak menulis surat cinta untuk ibu mereka, banyak jemari mungil yang gemetar menuliskan kata-kata tulus.

"Maafkan kalau aku sering membantah. Aku sayang Ibu," tulis seorang anak dengan huruf yang masih kikuk. Sang ibu tak kuasa menahan air mata. "Selama ini saya tidak menyadari perasaan anak saya," ujarnya lirih.

Dalam sesi ini, Ayah Febri berbagi pandangan tentang pentingnya komunikasi yang hangat dalam keluarga. Peserta belajar bagaimana membangun hubungan yang lebih kuat dengan orang tua melalui keterbukaan dan kasih sayang.

Tak kalah mengharukan, para ibu pun membalas dengan surat wasiat berisi doa dan harapan. "Nak, jika suatu hari Ibu tak lagi di sisimu, ingatlah Ibu selalu bangga padamu," tulis seorang ibu dengan tangan bergetar.

GM Retail Partnership Human Initiative, Boy Mareta, juga menyampaikan harapannya terhadap program ini. Pihaknya percaya bahwa kepemimpinan bukan hanya tentang menjadi yang terdepan, tetapi juga tentang memiliki hati yang peduli dan mau berkontribusi bagi sesama. “Kami berharap program ini menanamkan nilai-nilai tersebut kepada anak-anak sejak dini."

Ketika acara usai, perubahan nyata terlihat pada setiap peserta. Anak yang kemarin masih malu, kini berani menyapa dengan percaya diri. Yang awalnya ogah-ogahan mengaji, sekarang rajin membuka mushaf. Para orang tua pun pulang dengan pemahaman baru tentang pentingnya komunikasi dalam keluarga.

BACA JUGA: Mahasiswa Indonesia Buat Konten Joget di Masjid Al Azhar Mesir, UAS Marah Besar

Terima kasih kepada semua pihak yang mendukung program ini. Bagi yang ingin berpartisipasi dalam gerakan serupa, kunjungi solusipeduli.org. Bersama, kita bisa menciptakan lebih banyak lagi momen berharga yang mengubah hidup anak-anak Indonesia.

Kolaborasi Human Initiative dan Paragon Corp ini membuktikan bahwa dua hari memang singkat, tapi cukup untuk menanam benih kebaikan yang akan terus tumbuh berkembang. Karena setiap anak berhak menjadi pemimpin, dan setiap kebaikan pasti akan berbuah manis.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement