REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON— Menteri Pertahanan Amerika Serikat memecat seorang jenderal yang menurut penilaian intelijen awal lembaganya membuat Presiden Donald Trump marah karena melaporkan serangan AS terhadap situs nuklir Iran pada bulan Juni lalu hanya menimbulkan dampak sedikit.
Pemecatan oleh Menteri Pertahanan Amerika Serikat Pete Hegseth pada Jumat (23/8/2025), yang menurut para pejabat AS yang berbicara kepada kantor berita Reuters dan Associated Press (AP), juga mencakup dua komandan militer senior lainnya, adalah langkah terbaru oleh pemerintahan Trump untuk membersihkan para pejabat di Departemen Pertahanan, demikian laporan Al Jazeera.
Tidak segera diketahui atas dasar apa Letnan Jenderal Jeffrey Kruse, yang memimpin Badan Intelijen Pertahanan (DIA) sejak awal 2024, dipecat.
Namun, Presiden Trump sebelumnya mengecam temuan awal badan tersebut tentang serangan AS terhadap Iran.
Penilaian awal DIA— yang dilaporkan secara luas oleh media AS— bertentangan dengan klaim Trump bahwa serangan tersebut benar-benar menghancurkan situs nuklir, yang menarik kemarahan presiden dan para pejabat dalam pemerintahannya.
Pada 22 Juni 2025, Angkatan Udara dan Angkatan Laut AS melakukan serangan udara terhadap tiga fasilitas nuklir Iran dalam upaya untuk mengurangi tekanan pada rezim Israel.
Keesokan harinya, 23 Juni, pasukan Iran membalas dengan lebih dari 30 pesawat tak berawak dan rudal terhadap pangkalan AS di Qatar, dengan nama sandi Operasi Kabar Gembira Kemenangan, yang merusak beberapa bagian dari fasilitas tersebut.
Akhirnya, pada 24 Juni, setelah menderita kerugian besar di tangan Angkatan Bersenjata Iran, rezim Israel dan AS dipaksa untuk menyetujui penghentian permusuhan.