REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Perpecahan di dalam Israel semakin dalam secara kuantitas dan kualitas setelah pemerintah Benjamin Netanyahu memecat kepala Shin Bet dan penasihat yudisial pemerintah, di saat peringatan akan terjadinya perang saudara meningkat, yang menurut para tokoh politik Israel sudah tidak dapat dikesampingkan lagi.
Menurut penulis dan peneliti politik Israel, dikutip dari Aljazeera, Kamis (27/3/2025) Yoav Stern, Israel mendekati perang saudara, dan mencatat bahwa mereka yang memimpin demonstrasi di jalanan adalah "arus utama yang mewakili mayoritas yang tidak mempercayai pemerintah Netanyahu."
Demonstrasi-demonstrasi tersebut menuntut perlindungan demokrasi, yang ingin dihancurkan oleh Netanyahu, kata Stern, seraya menambahkan bahwa kebijakan-kebijakan sayap kanan Israel yang dipimpin oleh Netanyahu telah gagal karena korupsi yang merajalela.
Dia menyatakan keyakinannya bahwa apa yang sedang terjadi adalah "upaya untuk merebut dan mengendalikan lembaga-lembaga yang tersisa dalam demokrasi Israel untuk menghancurkan kemerdekaannya", dan menambahkan bahwa demokrasi ini "berada di ambang kehancuran di bawah pemerintahan yang buruk".
Stern menekankan perlunya meminta pertanggungjawaban Netanyahu, yang telah kehilangan kepercayaan rakyat Israel, dengan mengatakan bahwa dia "tidak dapat terus menjalankan tugasnya setelah bencana terbesar yang menimpa orang-orang Yahudi setelah Holocaust," mengacu pada serangan pada 7 Oktober 2023.
BACA JUGA: Konflik Internal Israel Semakin Tajam, Saling Bongkar Aib Antara Ben-Gvir Versus Shin Bet
Mahasiswa Indonesia Buat Konten Joget di Masjid Al Azhar Mesir, UAS Marah Besar
http://republika.co.id/berita//stniyn320/mahasiswa-indonesia-buat-konten-joget-di-masjid-al-azhar-mesir-uas-marah-besar
Dia tidak mengesampingkan bahwa Israel akan menyaksikan krisis konstitusional ketika keputusan untuk memberhentikan Kepala Shin Bet, Ronen Bar, sampai ke Mahkamah Agung.
Mantan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert telah memperingatkan bahwa Netanyahu siap untuk mengorbankan segalanya demi kelangsungan hidupnya, dan menyatakan bahwa Israel "lebih dekat dengan perang saudara daripada yang disadari oleh orang-orang".
Demikian pula, Yediot Aharonot mengutip pemimpin Kamp Negara Benny Gantz yang mengatakan bahwa "Israel tinggal selangkah lagi menuju perang saudara".
