REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Hamas pada Kamis (13/3/2025) memperbarui tuntutannya agar pasukan Israel menarik diri dari Gaza selatan. Hamas juga menuduh Israel berusaha melanggar ketentuan gencatan senjata dalam perundingan tahap berikutnya.
Juru bicara Hamas Hazem Qassem mengatakan kepada AFP bahwa pasukan Israel seharusnya menarik diri dari sebidang tanah di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir di bawah gencatan senjata tahap pertama yang dimulai pada 18 Januari 2025.
Israel tetap menempatkan pasukannya di Koridor Philadelpia yang strategis, bersikeras bahwa mereka perlu mempertahankan kontrol atas wilayah perbatasan untuk mencegah penyelundupan senjata ke wilayah Palestina dari Mesir.
Qassem mengindikasikan bahwa koridor tersebut telah menjadi salah satu poin penting dalam pembicaraan yang dimediasi oleh Qatar dan Amerika Serikat di Doha mengenai fase gencatan senjata berikutnya.
“Laporan-laporan mengindikasikan adanya proposal-proposal baru yang diajukan yang bertujuan untuk menghindari kesepakatan Gaza,” kata Qassem kepada AFP, dikutip dari halaman The New Arab, Jumat (14/3).
“Pertemuan-pertemuan terus berlanjut dengan para mediator di Doha. Kami mematuhi apa yang telah disepakati dan memasuki tahap kedua,” tambahnya.
Namun ia menegaskan bahwa Israel juga harus memenuhi kewajibannya untuk menarik diri dari seluruh Jalur Gaza dan memulai penarikan diri dari Koridor Philadelphia untuk kesepakatan tahap kedua untuk mengakhiri perang.
“Israel belum menerapkan protokol kemanusiaan dari kesepakatan Gaza,” tambah Qassem.