Rabu 29 Jan 2025 12:27 WIB

Israel Khawatirkan Kebangkitan Proksi Iran, Begini Analisis Pengamat Militer Zionis

Iran terus membangun kekuatan proksinya di berbagai negara Arab untuk lawan Israel.

Ilustrasi perlawanan Iran terhadap Israel.
Foto: EPA/ABEDIN TAHERKENAREH
Ilustrasi perlawanan Iran terhadap Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Sepanjang perang Gaza melawan Israel, Iran menunjukkan kekuatan militernya. Negara tersebut berhasil membombardir Tel Aviv dengan rudal balistik jarak jauh dan menebar ketakutan di seluruh Israel.

Proksi Iran di berbagai negara juga menunjukkan perlawanan yang luar biasa, seperti Houthi di Yaman, Hizbullah di Lebanon, dan milisi di Irak. Mereka sama-sama melancarkan serangan yang merugikan Israel.

Baca Juga

Namun demikian, media Israel Yedioth Ahronot memberitakan koalisi Iran melemah setelah mengalami kemunduran besar, seperti jatuhnya Assad, mundurnya Hizbullah, dan perlawanan Irak terhadap pengaruh Iran. Kondisi tersebut mengharuskan masing-masing negara melakukan pemulihan sumber daya dan menyesuaikan operasi militer yang nantinya akan dilakukan.

Apakah kondisi proksi Iran yang melemah berarti sepenuhnya menguntungkan Israel? tidak juga. Israel dihadapkan pada gencatan senjata di Gaza dan Lebanon. Kondisi psikologis militernya terpukul karena gagal mencapai target-target seperti pemusnahan Hamas dan operasi pembebasan sandera sebelum gencatan senjata.

Setahun dan hampir empat bulan setelah pecahnya perang, kini dapat dinyatakan bahwa "Poros Perlawanan" Iran-Syiah—yang pernah mengepung Israel dengan "cincin api" yang efektif dan menyebabkan kehancuran besar—telah mengalami pukulan strategis yang signifikan dan tidak lagi seperti dulu. Satu per satu, pasukan proksi Iran telah menerima pukulan besar, dan Israel bahkan telah menunjukkan kemampuannya untuk menyerang langsung di wilayah Iran melalui serangan udara.

Namun, Republik Islam masih memiliki kartu-kartu yang tidak dapat diremehkan. Dari posisi yang secara historis lemah, Iran dengan hati-hati berusaha untuk pulih dan membangun kembali.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement