Sabtu 25 Jan 2025 12:00 WIB

Intelijen Amerika Serikat Ungkap Hamas Sukses Rekrut 15 Ribu Pejuang Baru di Gaza

Hamas Israel sepakat melakukan genjatan senjata

Anggota Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap militer Hamas, mengambil bagian dalam parade merayakan gencatan senjata di Deir al-Balah, Jalur Gaza, Ahad , 19 Januari 2025.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Anggota Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap militer Hamas, mengambil bagian dalam parade merayakan gencatan senjata di Deir al-Balah, Jalur Gaza, Ahad , 19 Januari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA — Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) telah merekrut antara 10 ribu hingga 15 ribu pejuang sejak dimulainya perang di Jalur Gaza, yang mengindikasikan bahwa kelompok ini akan terus menjadi ancaman bagi Israel, menurut dua sumber di Kongres Amerika Serikat yang mengetahui informasi intelijen Amerika Serikat.

Informasi intelijen tersebut mengindikasikan bahwa jumlah pejuang Hamas yang sama telah terbunuh sejak dimulainya perang, yang merupakan pertama kalinya perkiraan resmi semacam itu dirilis.

Baca Juga

Dua sumber yang mengetahui informasi intelijen tersebut, yang termasuk dalam serangkaian informasi terbaru yang diberikan oleh badan-badan intelijen Amerika Serikat dalam beberapa pekan terakhir kepada pemerintahan mantan Presiden Joe Biden, menambahkan bahwa meskipun Hamas telah berhasil merekrut anggota baru, sebagian besar dari mereka adalah para pemuda yang tidak terlatih dan hanya menjalankan tugas-tugas keamanan sederhana.

Dikutip dari Aljazeera, Ahad (25/1/2025), Kantor Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat menolak berkomentar menyikapi kabar tersebut.

Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengatakan pada tanggal 14 Januari bahwa Amerika Serikat percaya jumlah yang telah direkrut Hamas kurang lebih sama dengan jumlah yang hilang di Gaza, dan memperingatkan bahwa hal itu merupakan "indikasi berlanjutnya pemberontakan dan peperangan".

Blinken tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai penilaian tersebut, namun data Israel menyebutkan bahwa jumlah total kematian militan di Gaza mencapai sekitar 20 ribu orang.

BACA JUGA: Perburuan Tentara Israel di Brasil dan Runtuhnya Kekebalan Negara Zionis

Hari Ahad (12/1/2025) lalu, kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel mulai berlaku setelah konflik selama 15 bulan, dan pada tahap pertama, tahap kedua dan kemudian tahap ketiga sedang dinegosiasikan, yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat.

The New York Times mengatakan pada Kamis (16/1/2025) bahwa hari pertama gencatan senjata di Gaza menegaskan bahwa Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) masih menguasai wilayah tersebut, terlepas dari kerugian yang dideritanya selama 15 bulan perang.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement