Jumat 17 Jan 2025 12:00 WIB

Khawatir Israel Bohong Soal Gencatan Senjata, Ini Saran PBNU Untuk Dunia

Dunia harus mengawasi Israel.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Protes warga Israel di rumah mediaman Benjamin Netanyahu. (Ilustrasi)
Foto: Time of Israel;
Protes warga Israel di rumah mediaman Benjamin Netanyahu. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Israel terkenal suka berbohong dan tidak menepati janji, sehingga ada kekhawatiran kesepakatan gencatan senjata Israel dengan Hamas dilanggar oleh Israel. Sehubungan dengan itu, masyarakat internasional dan dunia Islam diminta memastikan gencatan senjata itu berjalan sesuai kesepakatan dan segera membangun kembali Gaza, Palestina. 

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Fahrur Rozi yang akrab disapa Gus Fahrur menyambut baik upaya perdamaian dan menghentikan perang di Gaza, Palestina. Masyarakat internasional dan PBB harus melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan gencatan senjata dengan baik.

Baca Juga

"Dunia Islam hendaknya bersatu bersungguh-sungguh membentuk sebuah tim pemantau dan pembangunan kembali Gaza secepatnya," kata Gus Fahrur kepada Republika, Jumat (17/1/2025).

Gus Fahrur berharap Presiden Prabowo Subianto ikut menyerukan kepada para pemimpin negara Arab dan sekitarnya untuk membuat gerakan dalam mengawali proses perdamaian ini.

Ia menambahkan, agar proses pembangunan pasca perdamaian dapat berlangsung dengan cepat dan permanen. "Kita berharap bantuan internasional bisa berjalan masuk dengan aman dan lancar," ujar Gus Fahrur.

Sebelumnya, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mengajak semua pihak untuk memanfaatkan momen gencatan senjata agar segera masuk dan menyalurkan bantuan di Gaza, Palestina. Sehubungan dengan itu, Baznas mengajak masyarakat untuk terus ikut membantu meringankan sedikit beban warga Palestina.

Pimpinan Baznas RI Bidang Pengumpulan, Rizaludin Kurniawan mengatakan, menyambut baik adanya gencatan senjata. Ini adalah kesempatan untuk semua masyarakat Indonesia yang peduli dan mendukung Palestina khususnya di Jalur Gaza untuk menyalurkan bantuan saat ini.

"Karena saat ini paling tepat menyalurkan bantuan berupa bahan makanan, sembako, pakaian untuk musim dingin, selimut, dan juga obat-obatan untuk masuk ke Gaza, terlebih sebentar lagi masuk musim dingin dan Ramadhan," kata Rizaludin kepada Republika, Kamis (16/1/2025)

Rizaludin mengatakan, tentu masyarakat Gaza sangat memerlukan bantuan tersebut. Maka Baznas mengajak untuk seluruh masyarakat Indonesia dan para donatur untuk memanfaatkan kesempatan baik ini. Lembaga filantropi dan Baznas juga akan menyegerakan dana yang ada sekarang bisa masuk ke Gaza.

Ia mengungkapkan, memang beberapa stok makanan yang dibelanjakan di Mesir untuk Gaza itu masih ada di gudang, maka akan segera disalurkan. Tapi tentu keperluan masyarakat Gaza untuk menghadapi musim dingin dan Ramadhan sangat besar sekali. Baznas yakin bersama-sama, Insya Allah bisa mengurangi sedikit keperluan yang mereka perlukan untuk menghadapi musim dingin dan Ramadhan.

"Ini (gencatan senjata) kesempatan, kita manfaatkan betul sebaik-baiknya bagi para donatur, kalau sebelumnya masih ada pertanyaan dan juga informasi tentang bagaimana cara masuk barang ke Gaza, nah sekarang memang kesempatan ini dibuka, kalau sebelumnya memang kita ini sangat sulit sekali masuk ke Gaza," ujar Rizaludin.

Rizaludin mengatakan, Insya Allah dengan adanya kesepakatan gencatan senjata, sekarang bantuan bisa masuk ke Gaza. Baznas juga masih membuka donasi untuk membantu Palestina. Semua bantuan yang dititipkan ke Baznas, baik dari perorangan, lembaga, korporasi dan komunitas, Insya Allah akan Baznas salurkan dengan tepat sasaran, dan juga dengan secepatnya.

Rizaludin menambahkan, menurut informasi yang diterima, termasuk juga membaca di media-media lokal maupun internasional. Sekarang kesepakatan gencatan senjata ini telah memberikan ruang masuknya bantuan-bantuan untuk keperluan seharian, kesehatan dan bahan bakar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement