REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Publik telah mengetahui bahwa Israel kerap tidak menyepakati perjanjian dan suka berbohong. Hal ini mengakibatkan kekhawatiran proses gencatan senjata gagal karena Israel tidak mau menepati janji.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Profesor Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan, harus ada pengawasan dan kontrol yang meyakinkan untuk menjamin keberlangsungan gencatan senjata bertahap ini benar-benar aman, lancar dan tidak ada pengkhianatan.
"Sebagai bagian dan tindak lanjut gencatan senjata ini, diharapkan proses hukum dan politik yang sudah dilakukan melalui ICJ (Mahkamah Internasional) bisa dilanjutkan tanpa dihalangi oleh veto Amerika Serikat," kata Prof Sudarnoto kepada Republika, Kamis (16/1/2025)
Ia menambahkan, begitu juga keputusan tentang kemerdekaan penuh Palestina, harus diyakinkan terwujud tanpa halangan di Dewan Keamanan PBB.
MUI juga Menyerukan seluruh masyarakat untuk terus meningkatkan dukungan kemanusiaan melalui lembaga lembaga kemanusiaan yang sah dan kredibel. Untuk itu, politik dan diplomasi kemanusiaan Indonesia perlu ditingkatkan.
"Diserukan kepada umat Islam dan seluruh masyarakat untuk tidak hiporia atas keberhasilan gencatan senjata ini, panjatkan syukur dan doa kepada Allah atas anugerah ini, tingkatkan ukhuwah islamiyah, basyariyah dan wathoniyah," ujar Prof Sudarnoto.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Fahrur Rozi yang akrab disapa Gus Fahrur menyambut baik upaya perdamaian dan menghentikan perang di Gaza, Palestina. Masyarakat internasional dan PBB harus melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan gencatan senjata dengan baik.
"Dunia Islam hendaknya bersatu bersungguh-sungguh membentuk sebuah tim pemantau dan pembangunan kembali Gaza secepatnya," kata Gus Fahrur kepada Republika, Jumat (17/1/2025).
Gus Fahrur berharap Presiden Prabowo Subianto ikut menyerukan kepada para pemimpin negara Arab dan sekitarnya untuk membuat gerakan dalam mengawali proses perdamaian ini.
Ia menambahkan, agar proses pembangunan pasca perdamaian dapat berlangsung dengan cepat dan permanen. "Kita berharap bantuan internasional bisa berjalan masuk dengan aman dan lancar," ujar Gus Fahrur.