Senin 28 Oct 2024 16:30 WIB

NPC Rilis Buku Sejarah Perjuangan Pendiri Bangsa Dalam Diplomasi Kemerdekaan Palestina

Buku ini merangkum jejak perjuangan para tokoh RI di ranah diplomasi untuk Palestina.

Pendiri Nusantara Palestina Center (NPC), Abdillah Onim, memberikan sambutan dalam peluncuran buku Degup Cita Para Pendiri Bangsa untuk Palestina di Cikini, Jakarta, Senin (28/10/2024).
Foto: dok npc
Pendiri Nusantara Palestina Center (NPC), Abdillah Onim, memberikan sambutan dalam peluncuran buku Degup Cita Para Pendiri Bangsa untuk Palestina di Cikini, Jakarta, Senin (28/10/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nusantara Palestina Center (NPC) meluncurkan sebuah buku yang mengulas sejarah perjuangan Indonesia untuk Palestina. Peluncuran Degup Cita Para Pendiri Bangsa untuk Palestina, demikian judul karya itu, berlangsung di Rumah Cikini 82, yang juga pernah menjadi kediaman menteri luar negeri pertama RI, Achmad Soebardjo, di Jakarta.

Buku setebal lebih dari empat ratus halaman ini merangkum jejak perjuangan para tokoh pendiri Republik Indonesia. Mereka berjuang di ranah diplomasi internasional untuk turut memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

Dalam sambutannya, Andy Rachmianto menyambut baik terbitnya buku ini. Menurut dia, kepedulian Indonesia terhadap isu Palestina sudah berlangsung sejak masa-masa silam.

“Dari buku ini, kita bisa menelusuri perjuangan para pendiri bangsa untuk Palestina. Indonesia memiliki utang sejarah terhadap Palestina,” ujar Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) tersebut di Cikini, Jakarta, Senin (28/10/2024).

Andy menegaskan, Indonesia berkomitmen untuk terus berada di garis terdepan dalam upaya kemerdekaan bangsa Palestina. Sejak masa presiden pertama, Sukarno, hingga kini RI merupakan teman seperjuangan negara yang dijajah Israel tersebut.

“Dalam pidato pertama pelantikan Presiden Prabowo Subianto, kita mendengar kata Palestina sudah disampaikan di hadapan para anggota MPR. Kita sangat bangga bahwa di pidato pelantikan beliau sudah mendengungkan Palestina,” ujar Andy.

Wakil Ketua MPR-RI Hidayat Nur Wahid mengatakan, bangsa ini sudah memiliki hubungan khusus dengan Palestina bahkan sejak masa sebelum RI diproklamasikan. Ini terbukti dengan keterlibatan seorang tokoh pemuda Indonesia saat itu, Abdul Kahar Muzakir, yang menjadi sekretaris Konferensi Baitul Makdis di Palestina pada tahun 1931.

“Maka dari itu, sangat wajar pada tahun 1944, mufti Palestina menyuarakan kemerdekaan Indonesia,” kata sosok yang akrab disapa HNW itu.

Kini, dukungan terhadap kemerdekaan Palestina terus menguat di kancah internasional. Suara-suara pro-Palestina bermunculan tidak hanya di kawasan yang mayoritas Muslim, seperti Asia tenggara dan Asia barat daya, melainkan juga Benua Eropa, Amerika Latin, dan wilayah lainnya.

“Saat ini, semua negara ASEAN setuju terhadap resolusi PBB yang menyatakan bahwa kehadiran Israel di Palestina adalah ilegal,” ujar HNW.

Pendiri NPC Abdillah Onim mengatakan, kecintaan masyarakat Palestina--termasuk yang tinggal di Jalur Gaza--dengan Indonesia sangat besar. Ia menuturkan, selama dirinya berada di Gaza, para warga setempat ikut merayakan kemerdekaan RI tiap tanggal 17 Agustus.

“Sebelum terjadi peperangan, selama HUT RI saya satukan semangat berbagai elemen di Gaza, mereka hadir di lapangan mereka kibarkan bendera merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement