Jumat 18 Oct 2024 19:42 WIB

Yahya Sinwar Syahid, MUI: Tak akan Surutkan Perlawan terhadap Israel

Yahya Sinwar adalah seorang tokoh penting pemimpin Hamas.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar.
Foto: AP Photo/Adel Hana
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim mengucapkan bela sungkawa atas wafatnya Yahya Sinwar yang dbunuh oleh pasukan Israel. Dia syahidnya pemimpin Hamas itu tidak akan menyurutkan perlawan terhadap Israel.  

Yahya Sinwar adalah seorang tokoh penting pemimpin Hamas, sebuah organisasi perlawanan terhadap kezaliman dan kejahatan Israel. Dia gugur menyusul pemimpin Hamas sebelumnya yang juga dibunuh di Teheran, Iran. 

Baca Juga

Menurut Sudarnoto, para pejuang Hamas itu menjadi teladan bagi orang-orang yang selama ini secara gigih dan terus bersemangat untuk melawan imperialisme dan kejahatan Israel.

"Saya sungguh berkeyakinan bahwa terbunuhnya tokoh-tokoh penting Hamas tidak akan menyurutkan perlawanan terhadap Israel," ujar Sudarnoto saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (18/10/2024). 

Menurut dia, rakyat Palestina beserta pasukan dan seluruh kekuatan perlawanan tidak akan pernah menyerah kepada Israel. "Bagi para pejuang ini, ini adalah jihad, terutama tentu saja karena ini ada keyakinan keagamaan bahwa melawan kazaliman, berperang melawan kezaliman besar seperti Israel ini adalah bagian dari jihad," ucap dia. 

Dia mengatakan, para pejuang dan rakyat Palestina juga memiliki keyakinan bahwa suatu saat Israel akan runtuh, baik runtuh dari dalam atau runtuh karena faktor-faktor lain. 

Beberapa saat setelah terbunuhnya Yahya Sinwar, Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu menyampaikan bahwa Israel akan terus melakukan gempuran dan tidak akan pernah menghentikan gerakan militer untuk menghancurkan Palestina. 

"Dan ini sudah tekad dari Israel bahwa memang target terakhirnya itu adalah memang menduduki sepenuhnya Palestina dan menghapus Palestine dari peta dunia," kata Sudarnoto. 

Karena itu, dia pun heran dan mempertanyakan mengapa sampai hari ini Dewan Keamanan PBB masih berdiam diri. Seharusnya, kata dia, PBB tidak perlu menunggu lagi untuk membuat keputusan-keputusan penting. 

"Penyerangan Israel justru harus diberhentikan dengan paksa, apakah itu dengan hukum-politik atau juga penghentian dengan cara-cara militer," jelas dia. 

Dia pun mendorong Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk segera melakukan pertemuan-pertemuan konsolidasi secara efektif. Karena, menurut dia, Israel Raya akan terus digerakkan sampai kemudian Palestina dan beberapa wilayah Arab lainnya ditundukkan oleh kekuasaan Israel.

"Jadi mau menunggu apa lagi? Kalau ingin mempertahankan kedaulatan, maka sudah saatnya sebetulnya kekuatan-kekuatan negara lain yang mendukung Palestina dan tentu terutama negara-negara OKI untuk bersegera melakukan tindakan-tindakan yang terukur, yang efektif sehingga Israel paling tidak bisa ditahan jangan sampai kemudian pembunuhan-pembunuhan itu terus dilakukan tiap hari," kata dia. 

Prof Sudarnoto juga menyerukan kepada seluruh masyarakat Indonesia maupun di luar negeri untuk tetap berkomitmen menjaga kesabaran dan berkomitmen melakukan pembelaan terhadap Palestina. 

"Karena apa yang dilakukan Israel itu sudah benar-benar terbukti secara kasat mata melakukan pembunuhan besar-besaran. Dan ini problem kemanusiaan. Karena itu tidak perlu menjadi orang Palestina, tidak perlu menjadi orang yang bisa berperang, tetapi cukup menjadi orang biasa yang memiliki kesadaran penuh untuk melakukan pembelaan terhadap kemanusiaan," jelas Sudarnoto. 

Selain itu, Prof Sudarnoto juga mengimbau kepada umat Islam untuk terus memanjatkan doa agar pasukan perlawanan Palestina bisa melemahkan kekuatan Israel. 

"Kami juga berharap mudah-mudahan ada perubahan penting dari sikap Amerika untuk tidak lagi memberikan dukungan terhadap Israel," ucap dia. 

Prof Sudatnoto menambahkan, sekarang ini sudah suara-suara yang menyebutkan bahwa Hamas atau Yahya Sinwar, serta kekuatan-kekuatan perlawanan terhadap Israel itu adalah kekuatan-kekuatan teroris. Padahal, menurut dia, teroris sesungguhnya adalah Israel. 

"Yang benar-benar teroris terbesar di dunia adalah Israel. Sekali lagi, Israel adalah benar-benar teroris terbesar. Dan Israel menjadi common enemy kita semua, musuh kemanusiaan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement