REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menggelar pertemuan membahas situasi di Timur Tengah, menyusul serangan dari Tentara Penjajah Israel (IDF) ke menara observasi di markas Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) yang berada di Naqoura, Lebanon, pada Kamis, 10 Oktober 2024
"Dewan Keamanan PBB melakukan pertemuan briefing untuk membahas situasi Timur Tengah pada 10 Oktober sore waktu New York, yang berarti pagi tadi," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di sela-sela rangkaian kegiatan KTT Ke-45 ASEAN di Vientiane, Laos, Jumat (11/10).
Menlu mengatakan, pertemuan DK PBB itu diadakan atas permintaan Prancis sebagai pemegang mandat urusan Lebanon dan UNIFIL. Pertemuan itu digelar untuk menyikapi eskalasi konflik di Lebanon, terutama menyusul serangan Israel terhadap pasukan perdamaian UNIFIL di wilayah netral garis demarkasi Blue Line di antara perbatasan Lebanon dan Israel.
Perwakilan Indonesia di PBB diundang ke dalam pertemuan itu sebagai salah satu country concern mengingat serangan Israel ke UNIFIL melukai dua personel penjaga perdamaian dari Indonesia.
Dalam pertemuan itu, perwakilan Indonesia diminta untuk menyampaikan pernyataan terkait respons terhadap serangan Israel tersebut di hadapan Dewan Keamanan PBB.