REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang hari kiamat, Allah menurunkan Nabi Isa 'alaihis salam dari langit ke bumi. Pada saat itu, tiap orang dari kalangan Ahli Kitab akan beriman bahwa putra Maryam itu adalah hamba Allah dan utusan-Nya.
Dalam Alquran, Allah berfirman.
وَاِنۡ مِّنۡ اَهۡلِ الۡكِتٰبِ اِلَّا لَيُـؤۡمِنَنَّ بِهٖ قَبۡلَ مَوۡتِهٖ ۚ وَيَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ يَكُوۡنُ عَلَيۡهِمۡ شَهِيۡدًا
"Tidak ada seorang pun di antara Ahli Kitab yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya. Dan pada hari Kiamat dia (Isa) akan menjadi saksi mereka" (QS an-Nisa: 159).
Ibnu Jarir ath-Thabari dalam tafsirnya menjelaskan, lafaz qabla mautih (قَبۡلَ مَوۡتِهٖ) berarti 'sebelum kematiannya Nabi Isa.' Maksudnya, sebelum putra Maryam diwafatkan Allah SWT di bumi menjelang hari kiamat, pada saat itulah tidak ada ahli kitab yang tidak beriman kepada beliau.
Adapun saat ini, Nabi Isa masih berada di "atas", yakni sesudah Allah menyelamatkannya dari orang-orang yang hendak menyalibnya. Kelak, ketika telah diturunkan kembali ke bumi, orang-orang Ahli Kitab akan beriman. Mereka akan mengakui bahwa Nabi Isa bukanlah Tuhan, melainkan hamba Allah. Beliau bukanlah "anak Tuhan", melainkan putra Maryam.
"Demi Allah, Nabi Isa sekarang hidup di sisi Allah. Akan tetapi, ketika kelak Nabi Isa turun ke bumi, orang-orang Ahli Kitab semuanya beriman kepada Nabi Isa," demikian ath-Thabari.
Adapun Imam Nawawi menjelaskan, sebagaimana menukil keterangan Abu Hurairah, bahwa lafaz qabla mautih (قَبۡلَ مَوۡتِهٖ) itu kembali atau menunjuk pada Nabi Isa 'alaihis salam.
Maknanya, semua orang golongan Ahli Kitab pada zaman ketika Nabi Isa diturunkan kembali ke bumi akan beriman kepada Nabi Isa. Mereka mengetahui bahwa Isa adalah hamba Allah SWT dan putra Maryam. Ini merupakan pendapat sebagian ahli tafsir Alquran.
Sementara itu dalam tafsir Tahlili Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran (LPMQ), ada dua makna.
Pertama, ayat itu bermaksud bahwa semua seorang dari Ahli Kitab, baik Yahudi maupun Nasrani, akan beriman kepada Nabi Isa dengan iman yang sebenarnya, yakni sebelum mereka itu mati.
Orang-orang Yahudi akan beriman bahwa Nabi Isa itu adalah utusan Allah SWT dan roh yang ditiupkan Allah kepada Maryam. Putra Maryam itu adalah makhluk ciptaan Allah.
Orang-orang Nasrani pun akan beriman bahwa Nabi Isa adalah hamba Allah dan kalimat-Nya, bukan Allah, dan bukan pula "anak Allah."
Namun, keimanan mereka yang sedemikian itu tidak berguna lagi. Sebab, ia dinyatakan setelah nyawa mereka sampai di tenggorokan, setelah mereka melihat tanda-tanda di alam akhirat. Sebagaimana firman Allah SWT.
يَوْمَ يَأْتِيْ بَعْضُ اٰيٰتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا اِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ اٰمَنَتْ مِنْ قَبْلُ
"Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidak berguna lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu" (QS al-Anam: 158).
Kedua, ada pula sebagian ulama yang menafsirkan bahwa an-Nisa ayat ke-159 bermakna, semua orang Ahli Kitab akan beriman kepada Nabi Isa, dengan iman yang sebenarnya sebelum Nabi Isa wafat.
Membunuh Dajjal ...